Duo Ajo Gabungkan Rap dan Punk dalam Lagu Minang 'Yo Kah Tu Piaman', Berani dan Penuh Energi Budaya

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Duo Ajo Gabungkan Rap dan Punk dalam Lagu Minang 'Yo Kah Tu Piaman', Berani dan Penuh Energi Budaya
Duo Ajo - Credit: Istimewa

Kapanlagi.com - Dunia musik Minang kembali kedatangan warna baru lewat karya yang unik dan berani. Dua seniman asal Sumatra Barat, Ajo Buset dan Ajo Wayoik, mempersembahkan lagu bertajuk Yo Kah Tu Piaman, sebuah perpaduan segar antara genre Rap dan Punk dengan lirik berbahasa Minang dan Inggris. Kombinasi ini menciptakan identitas musik yang tak biasa, sekaligus memperlihatkan keberanian Duo Ajo dalam bereksperimen.

Lagu Yo Kah Tu Piaman digarap di studio RF milik Rafi Mahaldi dan menawarkan nuansa baru dalam musik Minang modern. Suara parau khas punk rocker dipadukan dengan gaya rap Minang yang dinamis, menghasilkan energi eksplosif yang memikat pendengar. Eksperimen musikal ini tak hanya sekadar hiburan, tapi juga menjadi bentuk ekspresi budaya yang relevan dengan generasi muda.

Dalam wawancara, Ajo Buset mengungkapkan bahwa ide kolaborasi dengan Ajo Wayoik sebenarnya sudah lama direncanakan.

"Kalau cuma bikin karya biasa-biasa saja, duet ini nggak akan menggigit. Jadi kami ingin benar-benar membuat karya yang matang dan berbeda," ujar Buset.

Ia menambahkan bahwa proses produksi lagu ini memakan waktu cukup panjang karena banyak revisi dilakukan demi mencapai hasil terbaik.

"Kami bolak-balik ke studio, tapi tidak masalah. Yang penting hasilnya memuaskan dan membawa warna baru," tambahnya.

Proses kreatif itu membuktikan keseriusan Duo Ajo dalam menghadirkan karya yang bukan hanya menghibur, tetapi juga merepresentasikan semangat baru musik Minang yang modern dan berani menabrak pakem.

1. Pesan Kuat Tentang Kebudayaan Pariaman

Sementara itu, Ajo Wayoik, yang dikenal sebagai dosen dan konten kreator budaya Minang, menjelaskan bahwa lagu Yo Kah Tu Piaman menyimpan pesan kuat tentang kekayaan budaya Piaman (Pariaman).

"Piaman itu bukan hanya Tabuik atau Basapa. Banyak aspek budaya lain yang menarik untuk diperkenalkan. Lewat lagu ini kami ingin menampilkan keistimewaan Piaman dari sisi lain," jelasnya.

Di sisi lain, meski dikenal sebagai akademisi Ajo Wayoik mengaku menyukai karakter rebel yang tersalurkan lewat musik punk. "Saya memang dosen, tapi saya suka street punk. Ini cara saya menyalurkan energi dan kreativitas," ujarnya sambil tertawa.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Libatkan Talenta Lokal

Video klip Yo Kah Tu Piaman digarap oleh Baim dan Teguh, dua videografer muda asal Piaman. Proses pengambilan gambarnya melibatkan penari dan pesilat lokal, menampilkan kekayaan budaya Minangkabau dengan visual yang enerjik.

"Kabupaten dan Kota Pariaman memang sudah terpisah secara administratif, tapi masyarakatnya tetap hidup dalam kultur yang sama. Tak akan terpisahkan sampai kapanpun," kata Buset menegaskan.

Piaman selama ini dikenal dengan tradisi lelaki bajapuik, Tabuik, dan Basapa di makam Syekh Burhanuddin. Namun, lewat lagu ini, Duo Ajo ingin menunjukkan bahwa budaya Piaman jauh lebih luas dan penuh potensi kreatif.

"Kami ingin memperkenalkan sisi lain budaya Piaman kepada dunia. Lewat musik, kami berharap generasi muda bisa semakin bangga dengan identitasnya," tutup Ajo Buset.

Lagu Yo Kah Tu Piaman rencananya akan dirilis dalam waktu dekat di Instagram dan Facebook 'Duo Ajo' bersama video klipnya, sebelum dilanjutkan dengan berbagai konten budaya dan komedi yang mendidik di platform yang sama.

(kpl/pur/ums)

Rekomendasi
Trending