1. Proses Kilat, Hanya Tiga Minggu

Ide menggarap kembali lagu Pantang Mundur karya Titiek Puspa datang dari ayah Fadhilah. Sang ayah mengusulkan agar putrinya merilis ulang karya Titiek Puspa bertepatan dengan bulan kemerdekaan. Usulan itu langsung disambut antusias oleh Fadhilah meski waktu yang tersedia sangat singkat.

"Waktu itu memang dadakan banget. Aku cuma punya sekitar tiga minggu untuk mengurus lisensi, take vokal, aransemen, sampai bikin video musik," ungkapnya pada wawancara bersama tim KapanLagi.

Meski waktu pengerjaannya singkat, pengerjaan lagu ini dilakukan secara serius dengan melibatkan produser ternama Andre Lizt, Hendro Djasmoro, dan Barsena Bestandhi. Orkestrasi megahnya digarap Andre Lizt dan direkam secara live di Fame's Studio, Skopje, Makedonia, menghadirkan nuansa musikal yang agung.

"Musiknya benar-benar diproduksi dengan totalitas. Jadi meski waktunya singkat, hasilnya tetap maksimal," tambah Fadhilah.

2. Titiek Puspa Menjadi Sosok Yang Menginspirasi

Lebih dari sekadar lagu, sosok Titiek Puspa sendiri memiliki arti besar bagi perjalanan musik Fadhilah. Ia menilai Titiek Puspa adalah teladan nyata seorang perempuan yang mampu menorehkan karya abadi dan memberdayakan generasi setelahnya.

"Eyang Titiek itu inspiratif banget. Beliau perempuan, tapi bisa sukses dan menghasilkan karya yang luar biasa banyak. Itu memotivasi aku juga untuk terus berkarya. Aku yakin beliau juga menginspirasi banyak musisi perempuan lain di Indonesia," kata Fadhilah.

Selain itu, Fadhilah juga menilai karya Titiek Puspa selalu relevan lintas zaman. Meski Pantang Mundur lahir dalam konteks perjuangan, maknanya bisa ditafsir ulang sesuai kondisi saat ini. "Kalau dulu tentang seorang istri yang melepas suaminya berperang, sekarang bisa dimaknai lebih luas. Bisa tentang semangat anak muda mengejar mimpi, atau seorang istri yang mendukung suaminya mencari nafkah. Maknanya tetap kuat, tetap relate," jelasnya.

3. Kenangan Terhadap Lagu 'Pantang Mundur'

Fadhilah mengaku memiliki ikatan khusus dengan lagu Pantang Mundur. Sejak kecil, ia sering membawakan lagu ini di berbagai perlombaan, mulai dari acara di balai RW, mal, hingga kompetisi lokal. Karena itu, kesempatan untuk merilisnya secara resmi terasa begitu istimewa.

"Dari kecil kalau disuruh nyanyi lagu nasional, aku pasti pilih Pantang Mundur. Jadi sebenarnya aku sudah punya ikatan batin dengan lagu ini. Sekarang bisa merilisnya secara resmi, apalagi dengan restu keluarga Eyang Titiek, rasanya benar-benar senang dan bersyukur," tuturnya.

Momen paling berkesan bagi Fadhilah adalah ketika keluarganya Titiek Puspa menyampaikan apresiasi secara langsung atas usahanya membawakan kembali lagu ini. Baginya, dukungan itu membuat karya ini semakin berarti.