Makna Lagu Exile Taylor Swift feat. Bon Iver, Kisahkan Perpisahan Penuh Luka
Diterbitkan:

Taylor Swift (credit: Youtube Taylor Swift)
Kapanlagi.com - Lagu Exile merupakan kolaborasi emosional antara Taylor Swift dan Bon Iver dalam album Folklore. Lagu ini menyuguhkan percakapan puitis antara dua mantan kekasih yang saling menyalahkan dalam hening. Suasana yang dibangun terasa sunyi, namun menyakitkan.
Dengan gaya vokal yang kontras namun harmonis, keduanya menggambarkan dua perspektif berbeda dari satu perpisahan. Lagu ini membawa pendengarnya menyelami ruang kosong antara harapan dan kenyataan. Jadi penasaran kan, seperti apa makna mendalam lagu Exile? Langsung saja simak ulasan berikut untuk mengetahuinya.
Baca juga ulasan lagu menarik lainnya di liputan6.com.
Advertisement
1. Lirik dan Arti Lagu Exile
Taylor Swift (credit: Youtube Taylor Swift)
I can see you standing, honey
(Aku bisa melihatmu berdiri, sayang)
With his arms around your body
(Dengan lengannya melingkari tubuhmu)
Laughing, but the joke's not funny at all
(Tertawa, tapi leluconnya sama sekali tidak lucu)
And it took you five whole minutes
(Dan kau hanya butuh lima menit penuh)
To pack us up and leave me with it
(Untuk membereskan kita dan meninggalkanku dengan semua ini)
Holding all this love out here in the hall
(Membawa semua cinta ini di lorong)
I think I've seen this film before
(Kurasa aku pernah melihat film ini sebelumnya)
And I didn't like the ending
(Dan aku tidak suka akhir ceritanya)
You're not my homeland anymore
(Kau bukan tanah airku lagi)
So, what am I defending now?
(Jadi, apa yang sedang kupertahankan sekarang?)
You were my town
(Kau dulu adalah kotaku)
Now I'm in exile, seeing you out
(Kini aku di pengasingan, melihatmu pergi)
I think I've seen this film before
(Kurasa aku pernah melihat film ini sebelumnya)
I can see you staring, honey
(Aku bisa melihatmu menatap, sayang)
Like he's just your understudy
(Seakan dia hanya pengganti sementaramu)
Like you'd get your knuckles bloody for me
(Seakan kau rela berdarah-darah demi aku)
Second, third, and hundredth chances
(Kedua, ketiga, dan keseratus kali kesempatan)
Balancing on breaking branches
(Berjalan di atas ranting yang rapuh)
Those eyes add insults to injury
(Mata itu menambah luka pada sakitku)
I think I've seen this film before
(Kurasa aku pernah melihat film ini sebelumnya)
And I didn't like the ending
(Dan aku tidak suka akhir ceritanya)
I'm not your problem anymore
(Aku bukan masalahmu lagi)
So, who am I offending now?
(Jadi, siapa yang sedang kulecehkan sekarang?)
You were my crown
(Kau dulu adalah mahkotaku)
Now I'm in exile, seeing you out
(Kini aku di pengasingan, melihatmu pergi)
I think I've seen this film before
(Kurasa aku pernah melihat film ini sebelumnya)
So, I'm leaving out the side door
(Jadi, aku pergi lewat pintu samping)
So step right out, there is no amount
(Maka melangkahlah keluar, tak ada jumlah)
Of crying, I can do for you
(Air mata yang bisa kutumpahkan lagi untukmu)
All this time
(Selama ini)
We always walked a very thin line
(Kita selalu berjalan di garis yang rapuh)
You didn't even hear me out
(Kau bahkan tak pernah mau mendengarkanku)
You never gave a warning sign
(Kau tak pernah memberi tanda peringatan)
All this time
(Selama ini)
I never learned to read your mind
(Aku tak pernah bisa membaca pikiranmu)
I couldn't turn things around
(Aku tak bisa membalikkan keadaan)
'Cause you never gave a warning sign
(Karena kau tak pernah memberi tanda peringatan)
So many signs, so many signs
(Begitu banyak tanda, begitu banyak tanda)
You didn't even see the signs
(Kau bahkan tak melihat tanda-tanda itu)
I think I've seen this film before
(Kurasa aku pernah melihat film ini sebelumnya)
And I didn't like the ending
(Dan aku tidak suka akhir ceritanya)
You're not my homeland anymore
(Kau bukan tanah airku lagi)
So, what am I defending now?
(Jadi, apa yang sedang kupertahankan sekarang?)
You were my town
(Kau dulu adalah kotaku)
Now I'm in exile, seeing you out
(Kini aku di pengasingan, melihatmu pergi)
I think I've seen this film before
(Kurasa aku pernah melihat film ini sebelumnya)
So, I'm leaving out the side door
(Jadi, aku pergi lewat pintu samping)
So step right out, there is no amount
(Maka melangkahlah keluar, tak ada jumlah)
Of crying, I can do for you
(Air mata yang bisa kutumpahkan lagi untukmu)
All this time
(Selama ini)
We always walked a very thin line
(Kita selalu berjalan di garis yang rapuh)
You didn't even hear me out
(Kau bahkan tak mau mendengarkanku)
You never gave a warning sign
(Kau tak pernah memberi tanda peringatan)
All this time
(Selama ini)
I never learned to read your mind
(Aku tak pernah bisa membaca pikiranmu)
I couldn't turn things around
(Aku tak bisa membalikkan keadaan)
'Cause you never gave a warning sign
(Karena kau tak pernah memberi tanda peringatan)
All this time
(Selama ini)
I never learned to read your mind
(Aku tak pernah bisa membaca pikiranmu)
I couldn't turn things around
(Aku tak bisa membalikkan keadaan)
'Cause you never gave a warning sign
(Karena kau tak pernah memberi tanda peringatan)
You never gave a warning sign
(Kau tak pernah memberi tanda)
Ah, ah
(Ah, ah)
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
2. Makna Lagu Exile
Taylor Swift dan Bon Iver (credit: Youtube Taylor Swift)
Lagu Exile menggambarkan kisah dua orang yang pernah saling mencintai, namun akhirnya terpisah. Liriknya penuh perasaan kehilangan dan penyesalan, seolah-olah cinta yang pernah kokoh kini hanya menjadi kenangan pahit. Gambaran "film yang pernah ditonton sebelumnya" melambangkan pengalaman patah hati yang terasa berulang, dengan akhir yang sudah bisa ditebak: perpisahan.
Ada perasaan terasing dan tidak lagi dianggap penting dalam hidup orang yang dulu begitu berarti. Tokoh dalam lagu merasa sudah memberikan banyak tanda, banyak kesempatan, namun semua itu diabaikan. Perjuangan yang sia-sia membuatnya akhirnya memilih pergi, meski dengan hati yang hancur.
Secara keseluruhan, lagu ini menekankan betapa sulitnya menghadapi akhir hubungan ketika cinta sudah tidak bisa dipertahankan. Exile menjadi metafora tentang keterasingan batin, tentang kehilangan “rumah” yang dulunya menjadi tempat pulang. Lagu ini menyentuh karena menunjukkan rasa sakit yang nyata ketika seseorang dipaksa melepas, walau sebenarnya masih penuh cinta.
3. Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa makna utama lagu Exile?
Makna utama lagu ini adalah tentang perasaan terasing dan kehilangan dalam sebuah hubungan yang berakhir tanpa penyelesaian yang baik. Ini menggambarkan betapa menyakitkannya ketika cinta tidak lagi dibalas atau dipahami.
Mengapa lagu ini memakai analogi "film"?
Karena perpisahan yang dialami terasa seperti kisah yang berulang, penuh tanda-tanda dan pola lama yang kembali terjadi. Frasa "I think I've seen this film before" menggambarkan rasa familiar terhadap luka yang pernah ada.
Apa yang dimaksud dengan "exile" atau pengasingan dalam lagu ini?
Exile menggambarkan kondisi batin seseorang yang merasa terbuang dari hubungan. Dulu dianggap sebagai "rumah" tapi kini diabaikan dan ditinggalkan.
Kenapa lagu ini dianggap emosional?
Karena secara lirik dan vokal, lagu ini menyuarakan dua sisi dari cerita perpisahan. Ada pertukaran perasaan yang mendalam, disampaikan lewat suara khas Taylor Swift dan Bon Iver.
Apa pesan moral dari lagu ini?
Bahwa cinta butuh lebih dari sekadar perasaan--komunikasi, kepekaan, dan pengertian adalah kunci. Jika semua itu gagal, cinta pun bisa berubah menjadi luka.
Temukan ulasan makna lagu lainnya di kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
(Kena spill Ruben Onsu, Ayu Ting Ting ternyata sudah punya pacar baru?)
(kpl/psp)
Advertisement