Selebgram Herni Ekamawati Luncurkan Mini Album 'Jejak Cinta Dalam Nada', Persembahan untuk Maestro Adjie Soetama

Selebgram Herni Ekamawati Luncurkan Mini Album 'Jejak Cinta Dalam Nada', Persembahan untuk Maestro Adjie Soetama
Credit: Istimewa

Kapanlagi.com - Selebgram multitalenta Herni Ekamawati, yang dikenal lewat konten kecantikan, food dan travel, merilis mini album emosional bertajuk Jejak Cinta Dalam Nada Album ini menjadi persembahan penuh cinta dan apresiasi kepada maestro musik Indonesia, almarhum Adjie Soetama, yang meninggal dunia pada 21 September 2025.

Bersamaan dengan perilisan mini album Jejak Cinta Dalam Nada pada Jumat (21/11), Herni juga merangkul penyanyi dan musisi Indonesia era 1980-1990an yang kerap bekerjasama dengan Adjie Soetama dalam malam penuh kenangan bertema 'The Melody He Left Behind – Adjie Soetama Tribute'. Hadir di sana, Deddy Dhukun, Agus Wisman, Rita Effendy, Yana Yulio, Vina Panduwinata, Ikang Fawzi, membawa memori manis sang maestro ke atas panggung.

Sang Maestro telah berpulang, namun karyanya tetap hidup. Deddy Dhukun dan Vina Panduwinata menyanyikan kembali lagu Biru. Sementara Rita Effendy membangkitkan kenangan dengan lagu Selamat Jalan Kekasih dan Cium Pipiku, "Mas Adjie adalah sosok yang ceria, menyenangkan. Selalu menyanyi dan tertawa bersama Mas Adjie," kenang Rita.

Sosok Adjie Soetama dikenal sebagai komposer legendaris yang menciptakan banyak lagu hits di era 1980-an dan 1990-an. Beberapa karya terkenal lainnya yang masih melekat, Hip Hip Hura dan Aku Cinta Dia dipopulerkan oleh Chrisye, serta Cinta yang dibawakan oleh Vina Panduwinata.

1. Diskusi Terakhir Bersama Sang Maestro

Di antara penampilan para penyanyi legendaris era 80an, Herni Ekamawati bersyukur, mendapat kesempatan berkarya dengan Adjie Soetama sebelum kepergiannya. Herni menceritakan bahwa mini album Jejak Cinta Dalam Nada berawal dari diskusi hangat antara dirinya, almarhum Adjie Soetama, dan Ratu Ira hanya sebulan sebelum kepergian sang maestro.

“Mini album Jejak Cinta Dalam Nada berawal dari kerja sama saya dengan almarhum Mas Adjie. Kami berdiskusi tentang keinginan untuk me-recycle beberapa lagu indah ciptaan beliau, termasuk yang pernah dibawakan Chrisye, Tika Bisono, dan musisi besar lainnya,” ucap Herni Ekamawati.

Dari ide sederhana itu lahirlah sebuah proyek yang berkembang menjadi lima lagu dalam satu mini album. Tak sangka, karya ini menjadi sentuhan terakhir Adjie Soetama sebelum beliau meninggal dunia pada 21 September 2025. “Proyek ini akhirnya menjadi bentuk penghormatan saya untuk karya-karya beliau dan menjadi jejak perjalanan yang sangat berarti dalam hidup saya,” lanjut Herni.

2. Menjaga Warisan, Menghidupkan Kenangan

Herni mengungkapkan bahwa inspirasi terbesarnya dalam pembuatan album ini adalah keinginannya untuk menjaga warisan musik sang maestro. "Inspirasi terbesarnya adalah menghidupkan kembali karya indah beliau, sekaligus menghadirkan interpretasi baru yang tetap menghormati rasa asli ciptaan itu," ujarnya.

Baginya, waktu singkat yang ia habiskan bersama Adjie Soetama selama proses produksi justru menjadi momen yang penuh makna. "Mini album ini bukan hanya musik, tetapi ungkapan cinta, kenangan, dan penghormatan untuk para maestro yang telah berpulang," kata Herni.

3. Lima Lagu dengan Sentuhan Emosional

Jejak Cinta Dalam Nada memuat lima lagu, yakni Tinggal Bilang, Ibunda Tercinta, Masih Ada – dipopulerkan oleh Deddy Dhukun, Pagi – dipopulerkan oleh Tika Bisono, dan Aku Cinta Dia. Dari seluruh track, Herni menjagokan tiga lagu sebagai single utama: Tinggal Bilang, Pagi, dan Ibunda Tercinta. "Ketiga lagu ini mewakili karakter album dan menyimpan kedalaman emosi yang kuat," jelasnya.

Salah satu karya paling istimewa adalah lagu Pagi, ciptaan Chrisye dan Adjie Soetama, yang diaransemen dengan lembut oleh almarhum Raidy Noor. Lagu ini menjadi salah satu titik emosional dalam album.

"Kehadiran para musisi besar seperti Mas Adjie dan Mas Raidy memberikan warna yang sangat mendalam. Saya merasa sangat terhormat bisa bekerja bersama mereka," ujar Herni.

Mini album ini juga melibatkan Tyas Pratama Mulyawan sebagai arranger, serta Ratu Ira dan Rudolf sebagai vocal director dan backing vocal.

4. Punya Makna yang Dalam

Seluruh proses produksi mini album dilakukan dalam waktu singkat, hanya satu bulan. Namun dilalui dengan dedikasi penuh. Setelah semua lagu selesai direkam, sayangnya takdir memberikan kisah yang memilukan hati.

"Setelah lagu kelima selesai, Mas Adjie tiba-tiba harus dirawat di rumah sakit. Beberapa hari kemudian beliau berpulang. Tak lama setelah itu, kabar duka datang lagi ketika Mas Raidy Noor juga menyusul," kenang Herni Ekamawati.

Baginya, kehilangan dua sosok yang begitu ia hormati membuat album ini memiliki makna yang jauh lebih dalam.

"Setiap lagu menyimpan kenangan, tawa, semangat, dan momen-momen terakhir bersama mereka. Mini album Jejak Cinta Dalam Nada adalah persembahan penuh cinta untuk dua guru besar yang jejaknya akan selalu ada dalam hidup dan perjalanan bermusik saya," tutup Herni.

(Di tengah kondisi kesehatan yang jadi sorotan, Fahmi Bo resmi nikah lagi dengan mantan istrinya.)

(kpl/ums)

Rekomendasi
Trending