Solusi RUU Permusikan ala Pandji Pragiwaksono, Ibaratkan Sepiring Siomay
Diperbarui: Diterbitkan:

Menghadapi polemik RUU Permusikan, Pandji punya solusi dan analogi yang cerdas. © KapanLagi.com/Akrom Sukarya
Kapanlagi.com - Persoalan RUU Permusikan sedang hangat dibicarakan seluruh masyarakat tanah air, terutama para musisi. Beberapa musisi mendukung, namun tidak sedikit juga yang berkoalisi menolak.
Hal yang akhirnya menjadi polemik ini masih juga belum menemukan jalan keluar. Pandji Pragiwaksono, stand-up comedian sekaligus pelaku industri musik, punya pandangan tersendiri dari polemik yang sedang terjadi ini.
"Secara prinsip, kalo ada yang ngga disuka dari beberapa pasalnya, beberapa pasal itu yang dikritisi, kalo cabut ya cabut pasalnya, tapi jangan seluruh RUU-nya ditolak. Karena RUU itu juga punya niatan banyak untuk banyak aspek," ucap Pandji saat dihubungi via telpon, Senin (4/2).
Advertisement
1. RUU Musik Akan Tetap Ada
Soal banyaknya musisi yang terang-terangan menolak RUU Permusikan, stand-up comedian yang baru selesai menjalankan world tour-nya ini juga ikut mengomentari hal tersebut.
"Ya gapapa kalo mereka mau seperti itu, tapi gua sih lebih seneng kalo ada orang ditengah-tengah yang bisa ngobrol sama kedua belah pihak terus bilang ke kedua belah pihak," ucap Pandji.
"Daripada nolak RUU mending ikutan duduk bareng. Karena mau ngga mau, RUU musik kayanya sih akan tetep ada. Lah negara kita udah 70 tahun lebih ngga punya RUU musik," sambungnya.
(Sule bicara tentang kondisi kesehatannya, ternyata penyakitnya nggak cuma satu.)
2. RUU dan Analogi Sepiring Siomay
Pandji yang juga merupakan rapper ternyata mempunyai solusi untuk polemik ini. Dirinya juga menanggapi penolakan beberapa pasal dalam RUU Permusikan oleh sebagian musisi. Pelantun Makan-makan ini pun mengibaratkannya dengan makan seporsi somay agar mudah dimengerti.
"Itu dia ngomongin pasal kan? Yaudah kalo pasalnya ditolak ya gue setuju. Tapi RUU-nya itu loh. Yang gua bilang di postingan gue, kalo lu makan somay trus lu ga suka pare ya parenya lu buang, jangan somaynya lu bilang sampah dong," jelasnya.
"Kalo ternyata di piring banyakan pare dibanding somaynya, tetep aja lu mau makan somay kan. Yaudah buang aja parenya, tambahin somaynya, tambahin bumbunya, tambahin kecap, udeh," lanjutnya.
3.
Soal urgensi dibutuhkan atau tidaknya RUU Permusikan di Indonesia, Pandji kembali memberikan pendapatnya. Melakukan seleksi pasal yang relevan demi memperjuangkan kemajuan dan perlindungan hak cipta musik sepertinya menjadi fokus utama.
"Kalo menurut gua sih, kalo nanya urgensi udah kelewatan bahkan, negara lain juga undang-undang yang terkait musik udah ada. Cuma sekarang pertanyaannya adalah yang mau diperjuangkan apa, yang tidak perlu dimasukkin apa," jelasnya.
"Karena kalo misalnya kita bilang banyak musisi yang tidak bisa hidup dari karyanya banyak juga. Harus ada produk yang melindungi tapi lebih spesifik ke musik di luar undang-undang hak cipta," pungkasnya.
(Tom Holland alami gegar otak ringan saat lakukan syuting SPIDER-MAN: BRAND NEW DAY.)
(kpl/apt/rna)
Akbar Prabowo Triyuwono
Advertisement