5 Lagu Yang Menyimpan Cerita Politik

Penulis: Renata Angelica

Diperbarui: Diterbitkan:

5 Lagu Yang Menyimpan Cerita Politik
image: Black Eyed Peas - Mick Jagger (The Rolling Stones) - U2 - The Police

Kapanlagi.com - Siapapun tahu musik adalah bahasa yang sangat universal. Dia bisa menyampaikan apapun, kepada siapapun, di manapun. Tak hanya soal cinta, namun juga kebencian dan bahkan protes.


KapanLagi.com® memberikan lima lagu yang merupakan pernyataan sikap politik. Mungkin ketika kamu menyanyikannya, kamu tak sadar lagu ini punya makna dalam. Lagu apa? Coba cek daftar ini.

1. The Rolling Stones

Pada 1969, Amerika sedang disibukkan oleh Perang Vietnam, orang-orang yang rasis dan pembunuh bernama Charles Manson. Maka Mick Jagger menyerukan perlunya berteduh dari 'badai' tersebut.

Keith Richards (gitar) menulis sebagian besar lagu Gimme Shelter. Demi mendapatkan atmosfer yang sesuai, mereka merekamnya dengan amplifier kuno. GIMME SHELTER menjadi judul film dokumentasi mereka tahun 1969, di mana di film itu dimasukkan cerita seorang penggemar yang tewas ditusuk seorang penjaga Hell's Angels (geng bermotor yang ditakuti di era tersebut).

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

2. U2

Bullet The Blue Sky adalah sebuah lagu politik U2 yang mengutuk keras kebijakan pemerintah dalam mengatasi kerusuhan.

Lirik lagunya terinspirasi dari perjalanan Bono tahun 1985 ke Amerika Tengah, sementara musik dikerjakan oleh Adam Clayton, Larry Mullen dan The Edge.

Yang diinginkan Bono adalah menekankan perhatian publik tentang kerusakan yang diakibatkan Amerika di negara-negara lain. Menurutnya, penduduk Amerika pun harus tahu. Album THE JOSHUA TREE yang memuat lagu ini jadi nomer satu di chart penjualan dalam minggu pertama.

3. The Police

Sting menulis Invisible Sun yang bercerita tentang kekerasan dan kekacauan yang terjadi di Irlandia pada awal 1980.

Invisible Sun dibawakan The Police dalam konser terakhir mereka, pada 15 Juni 1986. Bono dari U2 mendukung di bagian vokal. Sebagian liriknya mengungkapkan soal penderitaan dan kesengsaraan dengan kata-kata, "And they're only gonna change this place, by killing everybody in the human race."

Tahu kan, kalau Inggris sangat kuat monarkinya? Mudah ditebak, lagu ini dilarang di negara Ratu Elizabeth.

4. Creedence Clearwater Revival

Sangat tidak ramah di telinga? Lagu ini punya cerita keren, lho.

John Fogerty menulis Fortunate Son, yang tentang seorang Amerika yang beruntung tidak menjalani wajib militer, sehingga dia tidak dikirim ke Perang Vietnam.

Secara langsung, band yang memang memainkan rock sampai bubarnya pada tahun 1972 ini mengkritisi pelanggaran yang dilakukan kaum eksekutif. Penggemar mereka adalah para tentara dan kaum buruh, yang merasa terwakili oleh lagu-lagunya.

"Julie Nixon (istri Richard Nixon, Presiden Amerika saat itu) dan David Eisenhower sering berkumpul bersama, dan kamu tahu mereka tak peduli tentang perang. Pada 1969, moral negara ini dipegang para tentara, dan 80% dari mereka memenangkannya. Tetapi kita semua tahu, kita cuma cari masalah," kata Fogerty.

5. Black Eyed Peas

Sebuah lagu cerdas yang menyentuh. Dilahirkan pada 2001, Black Eyed Peas mengungkapkan kesedihan khalayak pada tragedi 9/11. Will.i.am menyumbang peran besar dalam penulisan lirik, dibantu Justin Timberlake.

Lirik yang mudah dipahami, keberadaan internet dan tentu saja, suara Fergie berhasil menjadikan lagu ini sebagai lagu kritik lembut dengan koreksi tajam.

(kpl/rea)

Rekomendasi
Trending