Kapanlagi.com - Penampilan grup musik Andra and The BackBone dan Wali benar-benar menghibur sekitar 1.500 penggemar dalam konser Digi Indonesia, Minggu (14/02) malam di Stadion Negara, Kuala Lumpur.

"Andra main terus, jangan berhenti," demikian teriak para penonton yang berdiri, berjoget lompat-lompatan, dan bernyanyi di depan panggung setiap kali vokalis Andra and The BackBone, Deddy Lisan, selesai membawakan lagu. Mayoritas penonton malam itu adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia

"Ini merupakan konser pertama Andra and The BackBone setelah meluncurkan album terbarunya JALANMU BUKAN JALANMU. Jadi kalian Kuala Lumpur beruntung mendapatkan konser Andra and The BackBone," kata Deddy yang menggunakan kaos hitam dan celana jeans ini.

Dalam konser malam itu, grup musik rock ini membawakan beberapa lagu dari album terbaru mereka di antaranya Pagi Yang Cepat, Kepayang, Pujaan Hati. Selain itu, mereka juga menyanyikan lagu-lagu hits mereka seperti Sempurna, Main Hati, Tak Ada Yang Bisa, Seperti Hidup Kembali, Hitamku dan Musnah.

Andra and The BackBone terakhir manggung di Malaysia adalah saat Pesta Malam Indonesia ke-3 di Stadion Bukit Jalil, Juli tahun 2009.

Sementara itu, grup band Wali yang baru pertama kalinya melakukan konser di Kuala Lumpur langsung membuat para penonton bernyanyi bersama. Mereka sudah hapal dengan lagu-lagu Wali dan menyanyikan bersama bagaikan koor.

Vokalis Wali, Farhan Zainal Mustaqin, yang akrab dipanggil Faank membawakan beberapa lagu dalam medley misalkan Tetap Bertahan, Suka atau Tidak, dan Kekasih Halal, kemudian menyanyikan lagu-lagu hitnya Egokah Aku, Dik, Tomat yang ternyata sudah dihafal oleh warga Indonesia, TKI dan beberapa penggemarnya warga Malaysia.

Selain grup band dari Indonesia, Andra and The BackBone dan Wali, konser musik malam itu juga menampilkan pula grup band Sixth Sense yang ternyata vokalisnya merupakan orang Yogyakarta.

Sayang beberapa kericuhan kecil sempat terjadi yakni perkelahian di antara penonton (TKI) yang berjoget sambil membawa bendera geng-geng mereka, dan antara TKI dengan Rela (semacam Kamra di Indonesia). Perkelahian berhasil diamankan saat konser, namun terjadi perkelahian lagi di luar stadion.