Kapanlagi.com - Musisisi Jazz kenamaan tanah air, Barry Likumahua memang acap kali menyuguhkan penampilan terbaiknya dalam setiap ajang festival jazz. Saat acara Jakarta International Jazz Festival 2013 yang memasuki hari terakhir, ia bersama bandnya, Barry Likumahuwa Project (BLP) di daulat menjadi penutup untuk menyempurnakan acara tersebut, Minggu (20/10).

Tanpa basa basi BLP langsung menggebrak penonton dengan instrumen up beat selama beberapa menit. Tiga orang yang masih terbilang muda langsung masuk ke arena panggung dan melantunkan lagu Mati Saja.

Meski penonton tidak terlalu memadati arena konser, Barry pun tak mau jika mereka hanya diam seperti robot. Sebelum membawakan lagu Craze (Yang Terindah), Barry meminta agar semua yang menyaksikan penampilan mereka untuk bergoyang.

Mendapat intruksi itu tentu para penikmat musik jazz di sana sontak bergoyang mengikuti irama lagu. Saat membawakan lagu My One And Only Love yang dipopulerkan Frank Sinatra, BLP agak sedikit menurunkan tempo musiknya.

Dari atas panggung pun, Barry sempat melontarkan kata-kata nasionalismenya. "Sekarang sudah bukan zamannya lagi berantem gara-gara ras, suku dan agama. Bhineka Tunggal Ika itu indah dan kasih itu tidak mengenal perbedaan," kata Barry dari atas panggung.

Lagu-lagu seperti Unity, Generasi Synergy pun mewarnai gelaran festival tahunan itu. Instrumen lagu Indonesia Pusaka pun dipilih BLP sebagai penutup gelaran musik jazz yang ke-13 itu.

Memang festival tahun ini bisa dikatakan sedikit mengalami kekacauan. Beberapa musisi dalam dan luar negeri membatalkan niatan mereka untuk mewarnai acara tersebut.

Makanya sebelum meninggalkan panggung, Barry berharap kejadian seperti saat ini tidak terulang lagi pada tahun mendatang. "Semoga kekurangan yang ada pada tahun ini bisa menjadi pelajaran penyelenggara," harap anak Benny Likumahua itu sambil meninggalkan panggung.

Berita Foto

+12

Bexxa dan Barry Likumahuwa Panaskan Panggung JakJazz 2013