Kapanlagi.com - Keputusan pengadilan tinggi Inggris diperkirakan akan turun pada Senin (Selasa WIB) atas kasus antara perusahaan rekaman kelompok musik The Beatles, Apple Corps dengan perusahaan komputer Apple Computer Inc.

Perusahaan rekaman Apple Corps mengatakan perusahaan komputer Apple Computer Inc. telah melanggar perjanjian kesepakatan merek dagang yang dibuat kedua belah pihak pada tahun 1991 dengan memasuki bidang industri musik melalui pasar iTunes online yang dimilikinya.

Apple Computer membantah dan membela diri di sidang pengadilan di London sebelumnya di awal tahun bahwa iTunes adalah perusahaan transmisi data, yang melakukan hal yang diperbolehkan oleh perjanjian kesepakatan tersebut.

Penasihat hukum bisnis perusahaan rekaman Apple Corps, Geoffrey Vos mengatakan Apple Computer dapat memasuki dunia rekaman musik dengan cara apapun sesuai dengan apa yang mereka inginkan."

"Apa yang tak dapat mereka lakukan adalah menggunakan merek dagang Apple dalam melakukan bisnis tersebut," katanya.

Apple Corps yang dimiliki oleh para anggota The Beatles, Paul McCartney , Ringo Star, janda John Lennon, Yoko Ono dan George Harrison pernah menuntut perusahaan komputer Apple Computer Inc dua kali sebelumnya.

Pada penyelesaian perkara 1991 ditetapkan Apple Computer Inc harus membayar sebesar 26 juta poundsterling dimana masing-masing pihak dapat menggunakan logo yang bergambar buah apel berwarna hijau secara eklusif.

Apple Corps, perusahaan rekaman kini mencari keadilan dengan mengajukan tuntutan terhadapa Apple Computer Inc.

Apple computer telah menjadi suatu kekuatan raksasa di dunia bisnis industri musik dengan menjual alat musik portable iPod sebanyak 14 juta dan memasarkan lebih dai 1 triliun lagu-lagu melalui jasa toko musik iTunes Music Store.

The Beatles secara konsisten telah menolak untuk memberikan ijin memasarkan lagu-lagu mereka di pelayanan musik online.

Namun hal tersebut muncul dan menjadi perdebatan dalam masa persidangan bahwa Apple Corps telah merekam ulang secara digital seluruh lagu-lagu karya The Beatles yang membuka jalan untuk penjualan lagu-lagu tersebut diperjual belikan di media online.