Candra Darusman Luncurkan Buku dan Single 'Salah Sendiri'

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Candra Darusman Luncurkan Buku dan Single 'Salah Sendiri'
Candra Darusman Luncurkan Buku dan Single 'Salah Sendiri' © KapanLagi.com/Fikri Alfi Rosyadi

Kapanlagi.com - Musisi kenamaan Candra Darusman kembali meluncurkan pemikiran kritisnya dalam sebuah paket karya yang lengkap, yakni buku Invisible Cycle: Refleksi dan Solusi untuk Kemajuan Bangsa" dan lagu baru berjudul "Salah Sendiri".

Kedua karya ini lahir dari kepedulian yang mendalam terhadap kondisi bangsa, sekaligus menaruh harapan besar pada masa depan Indonesia yang lebih cerah. Menurutnya, buku yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia ini mengupas dua dunia yang ternyata memiliki siklus serupa.

"Buku ini mengupas banyak kemiripan antara habitat kreasi dan habitat inovasi, masing-masing menjalani siklus yang sama," ujar Candra Darusman di High Scope, Jakarta Selatan, Kamis (21/8/2025).

1. Definisi Inovasi

Candra kemudian menjabarkan lebih dalam mengenai dua habitat yang ia maksud tersebut, dimulai dari dunia inovasi. Ia mendefinisikan inovasi sebagai sebuah proses yang membawa penemuan teknologi ke tengah-tengah masyarakat dan industri.

"Membutuhkan strategi yang terencana, analisis efektif, pemetaan peluang, dan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki serta dapat memenuhi berbagai kebutuhan manusia," jelasnya.

(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Pusat Habitat Kreasi

Berbeda dengan inovasi yang berbasis teknologi, habitat kreasi berpusat pada dunia seni dan gagasan orisinal yang mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial. Meskipun berbeda ranah, Candra melihat keduanya sebagai roda penggerak yang tak terlihat namun sangat esensial bagi kemajuan sebuah negara.

"Keduanya digambarkan sebagai roda tak kasat mata (invisible cycles) yang harus terus berputar agar bangsa mencapai kemakmuran," imbuhnya.

3. Dua Resep Kemajuan

Musisi yang juga pernah berkarier di World Intellectual Property Organization (WIPO) ini melihat bahwa Indonesia sebenarnya sudah memahami pentingnya dua resep kemajuan tersebut. Namun, ia menyoroti bahwa perputaran roda kreasi dan inovasi di tanah air masih berjalan terlalu lambat dibandingkan negara-negara lain.

"Dua resep ini telah dijalankan dengan baik di negara-negara maju dan berhasil. Indonesia sendiri kalah cepat, kalah siklus dengan negara lain," ungkapnya.

4. Harapan untuk Generasi Muda

Karena itulah, buku yang ia tulis bersama Agung Setiyo Wibowo ini memiliki target pembaca yang sangat spesifik. Candra menaruh harapan besarnya pada generasi muda yang lahir di rentang tahun 1997 hingga 2012 untuk menjadi motor penggerak perubahan menuju cita-cita besar bangsa.

"Generasi ini saya harapkan menjadi tulang punggung kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.

5. Rilis Lagu Baru

Tidak berhenti pada gagasan di dalam buku, pemikiran kritis Candra Darusman juga ia tuangkan dalam medium yang paling ia kuasai, yaitu musik. Lewat lagu berjudul "Salah Sendiri", ia menyajikan sebuah refleksi mendalam yang dibalut dengan lirik yang santun namun tetap tajam.

"Syairnya berisi pandangan kritis namun santun, doa harapan serta ajakan untuk perubahan," kata Candra.

6. Inspirasi Penulisan

Lebih jauh, lagu ini ternyata merupakan sebuah bentuk otokritik atau introspeksi terhadap kondisi bangsa saat ini. Candra mengaku terinspirasi dari buku legendaris karya Mochtar Lubis saat menulis lagu ini, seolah ingin mengatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini adalah buah dari kesalahan kolektif.

"Manusia Indonesia buku karya Mochtar Lubis menjadi inspirasi saya menciptakan lagu ini. Indonesia jadi begini, ya karena salah sendiri. Sebuah otokritik agar kedepan lebih baik," ujarnya.

7. Keunikan 'Salah Sendiri'

Keunikan "Salah Sendiri" tidak hanya terletak pada pesannya, tetapi juga pada aransemen musik dan kolaborator yang ia gandeng. Untuk menyampaikan pesan otokritik ini dalam balutan musik yang memadukan dangdut, orkestra, dan jazz, Candra mengajak dua penyanyi perempuan dari latar belakang berbeda, yakni Ike Nurjanah dan Umaria asal Sri Lanka.

"Kolaborasi ini saya harapkan dapat memperkuat pertukaran budaya dan diplomasi kreatif melalui musik," pungkasnya.

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

Rekomendasi
Trending