Chiodos, Semangat Yang Tak Pernah Padam

Penulis: Fajar Adhityo

Diterbitkan:

Chiodos, Semangat Yang Tak Pernah Padam
Chiodos

Kapanlagi.com - Band post hardcore dengan karakter emosi yang sangat kental ini di pertengahan tahun 2000 sempat menjadi influens banyak band di Indonesia. Band bernama Chiodos ini dibentuk tahun 2001 dari sekumpulan pemuda yang masih duduk di bangku SMA.


Semangat yang meluap-luap membuat para pemuda ini berambisi untuk mewujudkan bandnya ke pentas dunia. Mereka gigih dalam membuat rilisan baik berupa single, EP, album agar semua orang bisa mendengarkannya.


Meski karirnya terbilang cukup mulus, namun band ini sering mengalami pergantian personel. Sepertinya jiwa muda yang meluap-luap dan ingin mengeksplore dalam bermusik membuat band ini harus bergonta-ganti personel. Hal ini pula yang membuat band asal Michigan, Amerika ini sempat vakum.


Berikut kisah dan fakta-fakta dari band yang tak pernah memadamkan semangatnya untuk terus berkarya.

1. Ada Makna Dibalik Sebuah Nama

Berawal dari satu tongkrongan di sekolah yang sama serta memiliki kesukaan musik yang sama membuat pemuda ini memutuskan untuk mendirikan sebuah band. Uniknya mereka juga menggemari film sci fi yang sama yaitu Killer Klowns From Outer Space yang disutradarai oleh Stepehen, Charles dan Edward Chiodos.

Akhirnya mereka menamakan bandnya The Chiodos Bros sebagai tribute kepada 3 sutradara tersebut. Namun nama The Chiodos Bros tersebut berubah menjadi Chiodos setelah mereka mulai merilis EP.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Debut Yang Mengubah Karir Mereka

Satu hal yang patut ditiru adalah Chiodos bukanlah band yang malas dalam berkarya. Setelah band ini terbentuk mereka pun mengeluarkan 3 EP yang dirilis setahun 1 EP hingga genap 3 di tahun 2004.

Sementara merilis EP, mereka juga menyiapkan materi untuk debut album. Strategi yang mereka terapkan pun berhasil dan membuat label rekaman indie besar, Equal Vision Records pun tertarik untuk merilisnya.

Pada 26 Juli 2005, debut mereka berjudul All's Well That Ends Well pun keluar. Debut ini juga menjadi pencapaian terbesar bagi Chiodos karena berada di posisi 3 pada Billboard Top Heatseekers Chart dan urutan 164 pada Billboard 200 Chart.

3. Album Kedua, Kesuksesan dan Perpisahan

Pada 4 September 2007 album kedua bertajuk Bone Palace Ballet pun dirilis. Chiodos mengungkapkan jika album ini banyak terinspirasi dari karya buku yang ditulis oleh Charles Bukowski.

Chiodos masih memiliki taji dalam merilis album dan dianggap sebagai album terbaik. Album ini diganjar dengan barada di posisi kelima di US Billboard 200 dan nomor 1 di Top Independent Album.

Bone Palace ballet memiliki angka penjualan yang fantastis. Di minggu pertama terjual 39.000 copy dan pada Januari 2009 album ini telah terjual lebih dari 200.00 di pasaran Amerika. Album ini juga sempat drilis dalam bentuk vinyl dengan warna oranye yang hanya dicetak 200 copy dan terjual dengan cepat.

Di saat kesenangan akan perayaan kesuksesan ini, namun ada prahara yang membuat mereka harus kehilangan 2 personel. Craig Owens (vokal) harus hengkang lantaran dianggap tidak disiplin dalam band ini. Hengangnya Craig pun diiukuti oleh drummer mereka Derrick Frost, sehingga Chiodos hanya tersisa Jason Hale (gitar), Pat McManaman (gitar) dan Matt Goddard (bass).

4. Album Ketiga, Personel Baru dan Semangat Baru

Hengkangnya Craig Owens dan Derrick Frost tak menjadi penghambat Chiodos. Mereka pun kembali menggodok materi untuk album ketiga yang sebelumnya telah diumumkan pada awal Februari 2010.

Tanpa adanya frontman, mereka pun menyiapkan semua materi musiknya. kekosongan drum pun akhirnya diisi oleh Tanner Wayne (eks Underminded). Berempat mereka pun menggarap musik dasarnya, sembari mencari vokalis yang tepat. Akhrinya pilihan pun jatuh kepada Brandon Bolmer yang juga vokalis Yesterday Rising.

Meski materi di album Illuminaudio sangat baik, namun sayangnya album ini tak sesukses album pertama dan kedua. Chiodos seakan kehilangan aura dalam pengerjaan album. Mereka pun memvakumkan diri setelah menggelar tur album Illuminaudio.

5. Perpisahan dan Reuni

Setelah vakum hampir 8 bulan lamanya tanpa ada kabar dan jadwal konser, akhirnya Chiodos pun mengumumkan jika Brandon Bolmer dan Tanner Wayne memutuskan untuk hengkang dari band. Perjalanan Brandon dan Tanner bersama Chiodos cukup singkat dan hanya 1 album saja.

Dengan hengkangnya Brandon dan Tanner nasib Chiodos masih belum jelas dan sempat diisukan bubar. Namun pada 27 Maret 2012 kabar gembira bagi para fans dengan dikejutkan berita bahwa vokalis lama, Craig Owens pun kembali. Selang beberapa bulan kemudian, tepatnya 14 Mei 2012, Derrick Frost (drum) pun kembali ke Chiodos.

6. Lirik Cerdas dan Puitis

Chiodos bisa dibilang sebagai band kutu buku, walau ketika melihat tampangnya mungkin kita tidak akan percaya. Hal ini bisa dilihat dari lirik-lirik yang mereka buat mulai dari album pertama hingga terakhir yang kebanyakan terinspirasi dari buku-buku sastra.

Karya-karya dari Shakespeare, Kurt Vonnegut, cerita dari karya sastra The Phantom of The Opera dan lainnya menjadi inspirasi dalam pembuatan lagu. Tak hanya itu film hingga permainan video game juga dijadikan inspirasi oleh mereka.

7. Band-Band Yang Pernah Tampil Bersama

Meledaknya debut album Chiodos menjadikan terbukanya jalan untuk tur dan menjadi pembuka bagi beberapa headliner papan atas. Chiodos juga pernah tampil bersama band-band seperti Fear Before March of Flame, Atreyu, From First To Last, Every Time I Die, 36 Crazyfist.

Mereka juga pernah menjadi pembuka untuk tur Linkin Park, Nine Inch Nails dan Alice In Chains. Hal ini menjadi pembuktian bahwa Chiodos bukan lah sekedar band asal-asalan.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/faj)

Editor:

Fajar Adhityo

Rekomendasi
Trending