Comeback, Package Collective Satukan Energi untuk Bangun Ruang Tumbuh

Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

Diperbarui: Diterbitkan:

Comeback, Package Collective Satukan Energi untuk Bangun Ruang Tumbuh
Package Collective (Credit: Manajemen Package Collective)

Kapanlagi.com - Sederet nama di skena musik elektronik ini bisa jadi sudah tak asing di telinga publik. Mulai dari Whisnu Santika, Bravy, Mister Aloy, KEEBO, hingga Adnan Veron adalah sedikit di antaranya.

Ya, bisa jadi tak banyak tahu betapa mereka bergabung di Package Collective, sebuah rumah bagi 21 anggota aktif yang mewakili ragam karakter, latar, dan warna dalam skena musik elektronik dan urban Indonesia.

Baca berita lainnya seputar Package Collective di Liputan6.com.

1. Mendorong Batas

Kolektif ini bukan sekadar tempat berkumpul, tapi ruang yang dibangun untuk saling mendorong eksplorasi kreatif, berkolaborasi lintas gaya, dan menciptakan karya yang lepas dari batasan tren maupun genre.

Tercatat, mereka sebelumnya pernah menelurkan Package Collective Album Vol. 2 di awal tahun. Belum lama ini, mereka berkumpul dalam sebuah event yang digelar di Bengkel Space, SCBD Jakarta.

Lewat rilisan-rilisan personal dan kolaboratif, mereka dikenal berani mendorong batas suara dan menjadi penggerak lahirnya subkultur seperti Indonesian Bounce, yang kini diadopsi luas di berbagai kota dan kolektif lain.

(Sule bicara tentang kondisi kesehatannya, ternyata penyakitnya nggak cuma satu.)

2. Satukan Energi

Satukan Energi

"Setelah berkembang dengan project masing-masing, sekarang waktunya nyatuin energi lagi. Bukan cuma untuk comeback tapi buat bangun ruang yang bisa jadi tempat tumbuh bareng lagi makin kuat," terang DJ Bravy selaku leader.

"Package bukan cuma kolektif. Ini sudah jadi ekosistem yang isinya musik, komunitas, dan ruang tumbuh bareng," imbuh Syifa selaku manager.

Momen tersebut sekaligus juga sebagai penanda terbentuknya label musik independen Package Records. Label ini hadir bukan sekadar untuk merilis lagu, tapi untuk membangun ruang yang solid bagi karya orisinal yang berani, punya arah, dan tumbuh dari nilai.

3. Rumah Bagi Suara Marjinal yang Layak Dengar

Di tengah ekosistem musik yang makin cepat dan seragam, label tersebut memposisikan diri sebagai rumah bagi suara-suara yang layak didengar, tapi belum tentu dilirik industri. Sebuah platform yang memperlakukan musik bukan sebagai produk massal, tapi sebagai karya yang punya konteks dan kontribusi.

Event ini sekaligus menjadi momen penting dengan diumumkannya tiga produser terpilih dari open submission yang telah dibuka sebelumnya. Ketiganya akan merilis karya orisinal mereka melalui label ini tanpa potongan atau biaya apa pun, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap potensi lokal yang sering kali luput dari sorotan industri.

(Tom Holland alami gegar otak ringan saat lakukan syuting SPIDER-MAN: BRAND NEW DAY.)

Rekomendasi
Trending