Kapanlagi.com - Grup musik Dewa tidak akan berubah sikap dan terbawa arus maraknya grup musik dan artis penyanyi yang menjadi partisan atau pendukung kekutana politik tertentu, namun akan netral bagi semua pihak dan bagi semua kekuatan politik.

"Kami tidak punya keinginan untuk masuk ke partai politik atau menjadi partisan bagi kekuatan politik tertentu," kata pemimpin grup Dewa, Ahmad Dani kepada pers di Jakarta, Kamis petang.

Ahmad Dani pada Rabu (26/5) malam genap berusia 32 tahun dan perayaannya dilakukan dalam satu acara hiburan dan doa pada Kamis malam yang dihadiri sejumlah politisi, antara lain tokoh PDI-P Taufiq Kiemas , Guruh Soekarnoputra dan Puan Maharani, mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, Cawapres PPP Agum Gumelar dan Cawapres Golkar Solahuddin Wahid.

Dari kalangan petinggi militer juga hadir mantan Pangkoops TNI di Aceh Bambang darmono, Dan Brimob Irjan Pol SY Wenas, Ketua Umum PKB Alwi Shihab, politisi FKB DPR Alimasykur Musa, sekjen PAN Hatta rajasa dan Pangdam Jaya Mayjen Agustadi.

Tamu yang hadir dari kalangan pengusaha antara lain Angky Camaro dan Angky Handoko (Indosiar), Bambang Rachmadi (Mc Donald Indonesia), Albert Halim (Indo Mobil), Robby Sumendap (Bouraq), Rheinald Khasali, Hermawan Kertajaya dan Chairul Tanjung (Transtv).

Selain itu, dari kalangan artis juga tampak hadir, antara lain Iwan fals, Anang, Sheila On 7, Slank, Gigi, Agnes Monica, Titi Dj, Reza, Ratu, Ari Lasso, Vina Panduwinata dan Audi.

Acara HUT Ahmad Dani ini juga dihadiri sejumlah diplomat dari negara lain, seperti Dubes AS Ralp L Boyce, Dubes Thailand, India dan Spanyol.

Ahmad Dani, kelahiran Surabaya 26 Mei 1972 ini menyatakan, sengaja mengundang banyak tokoh dari ebrbagai latar belakang politik untuk menunjukkan bahwa dirinya bersama Dewa bersikap netral.

Acara ulang tahun itu diisi dengan pameran lukisan karya Hendra Gunawan, Srihadi, Hidayat, dan pelukis asal China, Li Shui Ji. 

Karya lukis yang dipamerkan memiliki harga beragam dari Rp1,5 juta hingga Rp500 juta. Semula direncanakan akan menampilkan satu lukisan seharga Rp2 miliar, namun terkendala pada keamanan pada saat pengirimannya.

Mengawali pameran lukisan ini, Gus Dur dan pelukis Hardi juga menyampaikan pidato kebudayaannya masing-masing.