Kapanlagi.com - Perjuangan Gilang Ramadhan menyakinkan kedua orang tuanya untuk hidup dari bermusik, terutama menjadi seorang drummer memang tidak mudah. Bahkan setelah memperoleh restu pun, perjalanan Gilang untuk menimba ilmu di luar negeri bukannya tanpa perjuangan. Ia harus kuliah satu hari penuh di dua sekolah musik.

Akan tetapi pengorbanannya itu tidaklah sia-sia, sang maestro drum Indonesia ini pun ternyata menularkan bakat bermusiknya, khususnya bermain drum kepada putri pertamanya, Pruistine Aisya Haque Ramadhan.

Walaupun baru berumur dua tahun tujuh bulan, namun Gilang menilai putrinya tersebut memiliki bakat untuk menjadi seorang drummer besar kelak. Untuk itulah Gilang pun mendaftarkan Pruistine mengikuti kursus drum.

Menurut Gilang, hal ini terlihat dari setiap ada pertunjukan, anaknya itu selalu ingin main drum, bukan alat musik lainnya. Bahkan ketika les, Pruistine pun dapat bertahan untuk latihan selama satu jam, walaupun kadang tergantung mood juga.

Gilang pun memutuskan tidak terjun langsung untuk mengajarinya, namun Ia serahkan kepada salah seorang guru drum.

Sang guru pun mengatakan bahwa Pruistine memang sepertinya menyukai alat musik drum. Hal ini terlihat setiap kali latihan, terkadang ketika diajari matanya sampai tidak berkedip.

Dengan ini, maka Gilang pun mengaku bangga dengan putrinya ini karena dapat menurunkan bakatnya untuk menjadi seorang pemain drum.