Isu Bom Merebak, Java Rockin'land Jalan Terus

Penulis: Anton

Diterbitkan:

Isu Bom Merebak, Java Rockin'land Jalan Terus Peter F Gontha, chairman JFP.

Kapanlagi.com - Java Festival Production (JFP) selaku pihak penyelenggara konser memastikan tetap akan menyelenggarakan Java Rockin'land 2009 pada tanggal 7, 8, 9 Agustus di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta.

JFP akan berusaha semaksimal mungkin agar festival rock terselenggara dengan nyaman. Sebagai penyelenggara Java Jazz Festival selama lima tahun, JFP berpengalaman menghadapi keadaan yang nampak kurang kondusif ini.

Pada tahun 2004, Indonesia tidak hanya mengalami bencana bom terbesar dalam sejarah Indonesia, yakni kasus bom bali yang menewaskan lebih dari 200 orang, namun pada bulan Desember 2004, Indonesia kembali terkena bencana alam terbesar di dunia, yakni Tsunami yang terjadi di Aceh.

Pada awal Maret 2005, Java Jazz Festival yang pertama berhasil diselenggarakan dengan kesuksesan yang luar biasa. Mendiang James Brown melakukan salah satu show terakhirnya di Java Jazz Festival 2005.

Nama-nama seperti George Duke, Gilles Peterson, Deodato, Tania Maria, Laura Fygi, Lizz Wright, Jeff Lorber, dan grup Incognito adalah beberapa artis yang hadir karena mereka percaya JFP mampu menyelenggarakan festival internasional dengan aman.

"Langkah-langkah koordinasi dengan kepolisian dan Pemerintah Daerah Jakarta telah diambil dalam rangka memastikan keamanan acara festival musik rock internasional terbesar di kawasan Asia Tenggara. Jelas JFP tidak akan mengecewakan ribuan calon penonton yang begitu antusias menyambut penyelenggaraan Java Rockin'land 2009," jelas Nirmala R. Hapsari, Public Relation JFP saat dihubungi KapanLagi.com, Kamis (23/07).

Para artis asing yang tetap pada komitmennya untuk tampil di Java Rockin'land 2009 adalah Mr. Big, Mew, Melee, Vertical Horizon, Secondhand Serenade, Third Eye Blind, Joujouka dan Ozomatli.

Menurut Nirmala, pertimbangan keamanan memang menjadi perhatian khusus bagi JFP, tapi membiarkan para pelaku kejahatan menakut-nakuti masyarakat dan membuat Java Rockin'land batal, itu seperti membenarkan ancaman mereka dan membuat diri kita menuruti keinginan mereka.

"Lebih dari itu semua, musik merupakan cara menyebarkan pesan demokrasi, toleransi, harmoni kehidupan bermasyarakat, dan perdamaian. Membatalkan sebuah festival musik, dalam pandangan kami, berarti mengebiri usaha penyebaran pesan tersebut," pungkasnya.    

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/ant/bun)

Editor:

Anton

Rekomendasi
Trending