Kayon Rilis Album Baru, Didistribusikan Gratis
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Setelah hampir 20 tahun absen memproduksi album, grup jazz Kayon yang digawangi Indra Lesmana, Pra Budidharma, dan Gilang Ramadhan, akhirnya merilis album baru yang didistribusikan secara gratis. Gilang Ramadhan di Samarinda, Minggu (16/12), mengatakan bahwa distribusi album anyar Kayon yang diberi titel TREE OF LIFE tidak akan dibantu oleh perusahaan rekaman Indonesia. Sejauh ini, album itu baru dibuat dalam jumlah terbatas untuk dibagikan secara gratis dan sejumlah lagunya juga bisa diunduh melalui situs i-Tunes.
Selain itu, Gilang juga merasa tidak keberatan bila album tersebut diperjualbelikan dengan cara dibajak untuk dapat dinikmati orang lain.
"Mau albumnya dibajak silakan saja, saya tidak akan menuntut," kata Gilang disela kegiatannya sebagai juri kompetisi drum di Samarinda.
Ia berpendapat pilihan tersebut akan memberi efek publikasi yang lebih luas bagi musik jazz Kayon, terutama di Indonesia yang pangsa pasarnya sangat terbatas. Tentu saja hal itu membawa konsekuensi dengan tidak ada pemasukan dari hasil penjualan album. "Targetnya bukan berapa album yang terjual, tapi kami targetkan musik Kayon dapat didengar 2 juta orang," ujarnya.
Advertisement
Trio Kayon dibentuk pada tahun 1986 dan bisa dikatakan sebagai proyek idealis dari tiga pentolan jazz Indonesia, Indra Lesmana (piano), Gilang Ramadhan (drum), dan Pra Budidharma (bass).
Dalam perjalanannya, band itu baru merilis satu album bertitel LOST FOREST pada 1989 karena tiap personel juga sibuk dengan band lainnya, seperti Gilang bersama NERA, Pra Budidharma di Krakatau, dan Indra dengan album solonya.
Gilang menjelaskan bahwa album baru Kayon berisikan delapan lagu instrumental yang memasukkan sejumlah komposisi musik etnik di tiap lagu. Irama jazz terdengar apik bertautan dengan komposisi musik Betawi, Banyuwangi, Papua, Aceh, Bali, Sunda, Jawa Tengah, dan Kutai Pesisir.
Dalam track Little Jakarta di awal album barunya, ketukan drum latin jazz seakan membuka kesunyian yang disambut dengan melodi piano khas gambang Betawi. Pra Budidharma memainkan melodi bass khas Sunda pada track Panghareupan, yang makin terasa sangat Sunda ketika Indra berimprovisasi dengan alat tiup melodica dan Gilang dengan sentuhan klenongan plus krecekan yang terdengar dinamis.
Satu-satunya vokal manusia dalam album itu diisi oleh Gilang dalam track Mademato Kamaki Sawosi, yang merupakan lagu jazz dengan memasukan intro musik Papua pada drum dan bass.
Judul lagu itu sendiri diambil dari salah satu bahasa Papua yang berarti "mari menanam pohon". "Benang merah (album) masih jazz, tapi juga menawarkan format musik yang segar karena mencampurkan unsur etnik Indonesia," ujar Gilang.
Gilang menuturkan, Kayon tidak pernah berniat untuk menawarkan album TREE OF LIFE kepada label rekaman lokal yang dinilai belum memberi ruang bagi perkembangan musik kontemporer, kecuali genre pop. "Tidak ada perusahaan rekaman (lokal) yang punya departemen untuk musik kontemporer," ujarnya dengan agak memelas.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
(*/erl)
Erlin
Advertisement
-
Fashion Selebriti Potret Wanda Hara Pakai Batik, Salfok ke Jenggot yang Bikin Makin Macho