Kapanlagi.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) telah mengirimkan surat himbauan sekaligus keberatan kepada pihak penyelenggara Java Rockin Land 2011, terkait penggunaan rokok sebagai sponsor konser yang rencananya dihadiri musisi dunia itu.

Namun sejak dikirimkan pada 27 Mei 2011, hingga batas yang diberikan, 6 Juni kemarin, tidak ada respon apapun dari Java Festival Production, selaku penyelenggara Java Rockin Land. Bahkan konser itu rencananya tetap akan kembali disponsori oleh sebuah perusahaan rokok.

Padahal trend musik dunia justru menabuhkan perang rokok sebagai sponsor. Sebagai zat adiktif, rokok dianggap membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun, dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari jumlah itu, berdasarkan data WHO, 70% korban berasal dari Negara berkembang termasuk Indonesia.

Indonesia sendiri menjadi sorotan dunia internasional pada konferensi APACT di Sydney, Australia karena banyaknya konser musik yang disponsori oleh rokok. Konferensi APACT mengeluarkan deklarasi khusus tentang Indonesia.

Surat yang ditandatangani Arist Merdeka Sirait dan ditujukan kepada Dewi Ghonta, selaku President Director itu juga meminta untuk mencabut pernyataannya Dewi dalam pemberitaan di KapanLagi.com®.

"Ini adalah acara untuk nama baik Indonesia, jadi mau sponsor siapapun, ini untuk Indonesia," demikian bunyi pernyataan tersebut yang diungkapka Dewi Gontha saat preskon Rockin Land 2011 di Arcadia, Plaza Senayan, Rabu (25/05/2011).

Sementara itu, penolakan sponsor rokok dalam Java Rock Land juga ditunjukkan oleh Marita Hefler, seorang mahasiswa kedokteran kesehatan masyarakat di Sydney, Australia. Dia membuat petisi bertujuan mendesak band yang tampil untuk menolak sponsor rokok di konser itu. Saat ini petisi tersebut mendapat dukungan 721 orang dari seluruh dunia.

Banyak penolakan terjadi di dunia menyangkut penggunaan sponsor rokok, termasuk yang ditunjukkan oleh Sean P. Means, seorang kritikus musik, yang ikut bicara soal rencana penampilan Neon Tress di Java Rockin Land.