KLa Project: Kami Tidak Tenggelam Dalam Nostalgia
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Para pecinta KLa Project sepertinya akan segera bisa menikmati alunan nada indah dan romantis khas KLa. Namun, pada album baru mereka, mungkin para fans setianya akan sedikit merasakan perbedaan, karena KLa berniat memeluk pasar yang baru.
"Kita memang mau menuju new market. Banyak approaching di album ini yang beda. Kita tetap di pop, tapi persamaannya adalah kita tetap mengusung pop yang manis. Kita memang dari dulu meniadakan kalimat-kalimat yang tidak KLa banget, karena kita punya kata-kata khusus," jelas Lilo ketoka ditemui di Beyond Cafe, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/11) lalu.
Dengan pasar baru yang dituju, alhasil KLa juga tidak akan mempertahankan musik dan lagunya yang terlalu rumit. Mereka menawarkan musik yang lebih frontal tanpa intro yang terlalu panjang, nada sederhana, namun tetap indah dan segar.
"Siapapun bisa mendengar KLa. Tidak akan risih mendengarkan lagu-lagu KLa yang dulu. Yang sekarang pun sama. Kita masih tetap cinta-cinta yang bisa didengar semua kalangan. Beat yang kita tawarkan sama seperti waktu tahun 88 kita meluncur. Grab new market. Ibu-ibu, Bapak-bapak, kita tidak tenggalam dalam nostalgia," tukas Katon Bagaskara.
Advertisement
Lantas apakah lagu mereka akan condong ke trend yang ada sekarang, seperti melayu? "Kita sudah sangat menyadari bahwa kita ingin mengambil market baru. Kalo sekarang memang dikatakan didominasi melayu, toh nggak ada yang salah. Kita kan sama-sama di tanah melayu. Kita bukan sekadar menjual nostalgia, kita tidak mengulang nostalgia," jawab suami Ira Wibowo ini.
Selain perbedaan ini, KLa pun menawarkan satu hal baru dengan konsep visual yang mendukung, termasuk kemungkinan video klip untuk setiap lagu.
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
(kpl/adt/mae)
Ellyana Mayasari
Advertisement