Krishna, Idealis di Tengah Industrialis

Penulis: Erlin

Diterbitkan:

Krishna, Idealis di Tengah Industrialis Krishna Foto: Anto

Kapanlagi.com - Di tengah arus industrialisasi musik domestik yang begitu–begitu saja, kehadiran penyanyi pendatang baru, Krishna dengan debut single Bicara berkonsep orkestra digarap bersama Saunine String Orchestra menjadi tak lazim. Tapi musisi asal Jogja ini tak ambil pusing. Popularitas diyakini bukan akhir tujuannya. Seperti katanya saat launching di Tembi Rumah Budaya, Gandaria Jaksel (2/10), berkarya adalah nomer satu, industri tidak terlalu dipikirkan walau tak menampik kebutuhan materi.

"Sejak dari kecil saya didik untuk konsen pada seni," tandas musisi yang selama ini malang melintang sebagai ilustrator musik sinetron dan film ini. "Di sini saya hanya ingin mencari ruang di antara sengitnya persaingan di industri musik. Kalau pun kemudian ada yang tidak suka, tidak apa-apa," lanjut musisi yang dekat dengan Emha Ainun Nadjib ini.

Krishna bermusik sejak usia 13 tahun. Ia pun mahir menulis lagu di usia itu. Nama Krishna tak asing bagi komunitas musik di kota gudeg. Main band bukan hal baru baginya walau bukan sebagai vokalis. Secara jujur Krishna mengaku belum menjadi penyanyi. Ia pun mengaku tak punya target muluk.

"Makanya saya keluarkan single aja dulu," jelasnya. "Mungkin karena saya kebetulan orangnya sering berinteraksi dengan seniman jadi nothing to loose lah," imbuhnya.

Pun begitu, kata Krishna, single Bicara telah mendapat sambutan yang positif di Jawa Tengah, Makassar, dan khususnya Jogja. "Padahal promonya tidak terlalu begitu-begitu amat. Dan saya tidak terlalu mengkhawatirkan promo, karena yang saya kejar adalah kepuasan," pungkasnya.    

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

(kpl/ant/erl)

Editor:

Erlin

Rekomendasi
Trending