Lebih Dekat Dengan Max Cavalera

Penulis: Fajar Adhityo

Diperbarui: Diterbitkan:

Lebih Dekat Dengan Max Cavalera
Max Cavalera
Kapanlagi.com - Entah ada faktor kesengajaan atau tidak, bulan Oktober dan November ini bakal ada 2 konser cadas dari band yang masuk dalam peta musi cadas dunia. Band ini memiliki banyak inflluens besar bagi walau eranya berbeda.


Adalah Soulfly dan Sepultura yang akan menggelar konser di Indonesia sebentar lagi. Melihat nama dua band tersebut kita pasti akan ingat dengan sosok Max Cavalera sebagai frontmannya. Walau kini Max bukan lagi personel Sepultura, namun kembali pada akhir tahun 80-an hingga pertengahan tahun 90-an dia menjadi sosok yang menginspirasi anak metal khususnya di Indonesia.


Berbicara sosok Max kita akan melihat seorang pria yang memiliki bakat luar biasa. Dia adalah pria di balik band-band metal yang dinilai bagus oleh para kritikus. Setiap band yang ia buat selalu dielu-elukan oleh penggemarnya.


Yuk kita mendalami sosok pria yang patut menyandang titel Father of Thrash Metal ini.

1. Sepultura

Siapa yang tak mengenal band satu ini? Sebentar lagi mereka akan menggelar konser 5 kota di Indonesia yang dijamin bakalan seru. Sayangnya line up saat ini hanya menyisakan Paulo Jr (bass) dan Andreas Kisser (gitar).

Sejak kemunculannya pada tahun 1984 dan meluncurkan Bestial Devastation, Sepultura merengsek maju dalam kancah musik metal dunia. Band yang dibentuk oleh Cavalera bersaudara, Max (gitar dan vokal) dan Igor (drum) ini mencuri perhatian media, terutama saat album Morbid Visions diluncurkan. Di album ketiga, Sepultura mengubah aransemen musiknya yang sebelumnya death metal menjadi lebih ke thrash metal. Namun unsur death metal masih mereka pertahankan.

Sebagai vokalis sekaligus gitaris, Max memiliki aura seorang frontman. Dia mengantarkan grupnya menjadi terkenal hingga ke seluruh dunia dan menghasilkan album-album terbaik seperti Schizophrenia, Beneath The Remains dan Arise. Perubahan genre terjadi lagu pada tahun 1993-1996 di mana Sepultura menggabungkan unsur hardcore punk dan industrial di komposisinya. Hal ini bisa disimak di album Chaos A.D dan Roots yang kental dengan lirik politik dan unsur musik tradisional Brazil.

Album Chaos A.D sendiri merupakan album monumental dan tercatat sebagai album terbaik heavy metal sepanjang masa. Meski perubahan musik sangat kelihatan, namun Sepultura masih dielu-elukan oleh penggemarnya. Sayangnya ketika Max memutuskan hengkang dari band akibat perselisihan, Sepultura seakan kehilangan nahkoda walau di band masih ada 3 personel lainnya.

Meski masuknya vokalis baru tak membuat nama Sepultura bergaung seperti dulu lagi. Pun begitu Sepultura tetap melanjutkan kiprahnya dan menghasilkan 3 album dengan formasi vokal Derrick Green.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Soulfly

Merasa dikhianati oleh teman satu bandnya membuat Max Cavalera hengkang dari band. Dia pun memutuskan untuk membuat band baru bernama Soulfly.

Debut album Soulfy dinilai para kritikus dan fans sebagai kelanjutan dari album Roots. Di sini Max melanjutkan ramuannya yaitu metal dan etnik Brazil yang disisipkan di lagunya. Dibandingkan dengan album Sepultura formasi baru, album ini lebih laku di pasaran dan masuk di posisi nomor 79 di Billboard 200 pada tahun 1998.

Di debut album ini pula, Max menampilkan banyak musisi lain untuk berkolaborasi. Hal ini membuktikan bahwa Max bukan sekedar musisi dan penyanyi biasa, namun juga mampu menciptakan sebuah karya yang pas.

Kesuksesan terus berlanjut saat album Primitive diluncurkan. Masih dengan nu metalnya yang kali ini lebih matang, Soulfly pun berada di peringkat 32 di Billboard 200 dan peringkat 11 di tangga lagu independen. Nama Soulfly pun diperhitungkan di kancah musik dunia bersaing dengan band baru lainnya.

Karir Soulfy bisa dibilang cukup stabil, terlebih mereka mengeluarkan album secara rutin. Tercatat ada 8 album yang telah diproduksi dan kesemuanya memiliki nilai tersendiri. Dan sebuah perubahan yang paling signifikan adalah album terbarunya berjudul Enslaved.

Enslaved mengingatkan akan kejayaan Sepultura lama yang menggabungkan genre thrash dan death metal. Riffing-riffing gelap dan lebih murni ke metal membuat album ini direspon bagus oleh pecinta musik metal. Pembuktiannya adalah saat konser di Indonesia pada 21 Oktober nanti

3. Nailbomb

Melihat kiprah musik Max Cavalera jangan lewatkan dengan band satu iini. Band bernama Nailbomb ini walau usianya cukup pendek namun disegani di kancah metal dan hardcore punk.

Ini merupakan side project yang bisa dibilang alter ego Max untuk membentuk band denagn genre indutrial thrash metal. Bersama para musisisi yang namanya sudah tak diragukan lagi seperti Alex Newport (Fudge Tunnel), DH Peligro (Dead kennedys), Igor Cavalera (Sepultura), dan Dino Cazares (Fear Factory).

Meski hanya tampil live sekali, namun Max menggaet nama-nama besar seperti Evan Seinfield (Biohazard), Scott (Doom), Dave Edwardson (Neurosis) dan masih banyak lagi untuk membantu saat tampil. Nailbomb memiliki 2 album yang dinilai sebagai album terbaik oleh para pengamat musik. Point Blank (1994) dan Proud To Commit Commercial Suicide (1995) yang merupakan album live mereka.

4. Cavalera Conspiracy

Meski karir bersama Soulfly terbilang stabil, namun Max Cavalera seakan ingin menyalurkan alter egonya untuk membentuk band baru. Bersama sang adik, Igor Cavalera yang kini telah hengkang dari Sepultura, mereka membentuk Cavalera Conspiracy.

Band yang sebelumnya dinamakan Inflikted ini mengingatkan kita saat dua bersaudara ini membentuk Sepultura. Hal ini menjadi semacam nostalgia tak hanya bagi dua bersaudara ini lagi, namun juga para penggemarnya. Dan tak dinyana band ini meluncurkan sebuah debut album yang memang dinanti oleh baik penggemar Sepultura lama dan Soulfly sekaligus.

Ada semacam koneksi chemistry antara riffing gitar Max dengan ketukan drum Igor. Sebuah ikatan irama yang nantinya membentuk sebuah band bernama Sepultura, dan kini terulang lagi di Cavalera Conspiracy. Chemistry inilah yang paling ditunggu oleh para penggemarnya, Cavalera Conspiracy membangkitkan era thrash dan groove metal yang diusung Sepultura pada tahun 1991 hingga 1993. Bahkan tak sedikit yang mengatakan jika album Inflikted adalah tonggak reuni Max dengan Sepultura.

Di album keduanya berjudul Blunt Force Trauma, max membuat sebuah komposisi yang terbilang cukup liar. Dia menyajikan lagu-lagu yang cukup unik disetiap lagunya. Sebuah masterpiece kembali diciptakan oleh Max Cavalera.

5. Kolaborasi

Eksplorasi musik Max Cavalera seakan tak terhenti dengan 4 band yang telah ia bentuk. Dia juga ikut berkreasi bareng musisi lain dengan genre yang berbeda. Pengetahuan Max yang luas dan idenya yang menarik membuatnya mudah diterima.

Max pernah berkolaborasi bareng band seperti Deftones, Probot, Eyesburn, Roadrunner United, Snot, Apocalyptica, Fudge Tunnel dan masih banyak lagi.

6. Pecinta Keluarga

Meski tampak gahar, namun Max Cavalera adalah seorang ayah yang baik dan peduli dengan keluarga. Dia juga membebaskan anaknya untuk memilih apa yang diinginkan, dan ternyata semuanya memilih untuk menjadi seorang musisi.

Anak-anak Max pun mendirikan sebuah band bersama, bahkan anaknya juag pernah diajak untuk tampil bareng atau mengisi vokal di beberapa lagu Soulfly.

Alasan Max keluar dari sepultura karena dia lebih memilih untuk membela keluarganya. Max hengkang lantaran, Gloria istrinya yang juga bertindak sebagai manajer dinilai lebih mengutamakan Max. Personel lain berniat untuk memecat Gloria, dan hal itu mendapat tentangan dari Max yang menilai teman-temannya berkhianat kepadanya.

7. Menemukan Tuhan

Saat masih di era Sepultura sosok Max adalah atheis. Dia mengaku sangat membenci semua agama yang ada. Dia sering menghujat agama bahkan mendukung pemikiran Varg Vikernas dalam mebakar gereja. Dia beranggapan bahwa seharusnya tidak hanya gereja saja, tapi juga masjid, kuil dan semua tempat beriibadah.

Pandangan membenci sebuah agama pun hilang ketika, Max kehilangan seorang anaknya yang meninggal dan dia memutuskan untuk keluar dari Sepultura. Di Soulfly dia seakan menemukan sebuah pencerahan dan menukan sosok spiritual yang membimbing dalam hidupnya, yaitu Tuhan.

Di setiap album Soulfly, Max mendedikasikan untuk Tuhan. Bahkan di debutnya semua lirik terpengaruh oleh agama dan spiritualitas yang dia terima. Bahkan Soulfly sempat dianggap sebagai Christian Metal oleh para kritikus lantaran liriknya. Namun Max membantah hal tersebut dan enggan mengaitkan masalah agama di dalam bandnya.

Penulisan lirik seperti ini akhrinya berganti ketika Soulfly pun merilis album Dark Ages. Dia album ini Max menulis tentang kesejahtreraan, amarah, kekerasan dan kebencian.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/faj)

Editor:

Fajar Adhityo

Rekomendasi
Trending