'Matah Ati', Pentas Tari Epik Romantis

Kapanlagi.com - Pentas tari Matah Ati yang sukses digelar di Singapura akan dipentaskan di Taman Ismail Marzuki Jakarta 13-16 Mei 2011 mendatang. Sebelumnya, kisah yang menceritakan perjalanan cinta Rubiyah digelar selama 2 hari di Teater Esplanade Singapura pada Oktober 2010 lalu.

Rubiyah, seorang wanita dari kalangan rakyat biasa yang berjuang melawan penjajah bersama Raden Mas Said yang juga dikenal sebagai Pangeran Sambernyowo. Kisah ini juga menceritakan sejarah berdirinya Istana Mangkunegaran, dimana Rubiyah dipersunting Raden Mas Said dan diberi nama Bandoro Raden Ayu Kusuma Matah Ati, yang kemudian menurunkan generasi raja-raja Mangkunegaran.

"Matah Ati diangkat dari perjuangan cinta seorang wanita Jawa di abad ke-18 yang mendedikasikan hidupnya bagi keluarga dan bangsa. Kisah ini semakin relevan dengan jaman sekarang karena apa yang diyakini Rubiyah di masa itu hingga kini terus diyakini oleh berjuta wanita Indonesia lainnya, bahwa perjuangan merupakan bentuk cinta untuk mewujudkan semangat kebersamaan dan membangun nilai-nilai kemanusiaan," ungkap Bandoro Raden Ayu (BRAy) Atilah Soeryadjaya, pencetus ide dan konsep, penulis naskah dan sutradara pentas tari Matah Ati saat memberikan keterangan pers di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/4).

Meskipun berangkat dari budaya keraton, pentas tari ini tidak membosankan. "Tantangan kami adalah bagaimana menyuguhkan pentas tari ini sebagai sebuah tontonan yang apresiatif terhadap budaya, sarat makna, namun sangat menarik untuk ditonton," kata Atilah.

Keinginan itu dijawab Jay Subyakto selaku Penata Artistik dengan menggunakan panggung yang terbuat dari bahan metal dan kemiringan 15 derajat.

"Karena pertunjungan ini kolosal. Kalau adegan 100 orang naik panggung semua dengan panggung datar, tidak semua penonton bisa menikmatinya. Karena ini saya buat panggung miring. Memang sulit bagi penari untuk menjaga keseimbangan, tapi itulah tantangn untuk memberikan penampilan terbaik," kata Jay.