Kapanlagi.com - Penyanyi pop Netta Puspita memandang musik sebagai sesuatu yang tak memiliki batas. "Ibarat langit, tidak ada batasan di dalam musik," katanya.

Netta, putri Toto AR, pemain bas Koes Plus pada awal terbentuknya kelompok musik legendaris tersebut, mengutarakan hal itu untuk menanggapi komentar wartawan di sela peluncuran album Pop Melayu berjudul Kemilau Pop Melayu, di Jakarta, Rabu.

"Jadi, musik itu yang terpenting adalah keindahannya. Apapun jenisnya, musik itu harus bisa menghibur masyarakat," katanya.

Album Kemilau Pop Melayu merupakan produk rekaman ketiga Netta Puspita, setelah ia melepas dua album pop, pertama Takkan Kulepas (1998) dan disusul dengan Rindu Di dada (2002).

Di dalam album terbarunya, yang juga didukung si biola hijau Henry Lamiri, ia mengandalkan dua lagu, masing-masing berjudul Joget Melayu karya Oejang Rao dan Abang Sayang ciptaan Syam Tanjung.

Lahir di Jakarta, 26 Pebruari 1976, Netta mengawali karirnya dengan mengikuti festival dan tampil di kafe-kafe. Ia juga mengaku menyukai musik Melayu, dan karena itu ingin menjajal kemampuannya dalam membawakan lagu-lagu berirama khas tersebut.

"Saya memang selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, dan album ini merupakan ujian bagi saya," katanya.

Bintang film dan penyanyi Dina Mariana, yang hadir dalam acara peluncuran album terbaru Netta itu, sempat memberikan komentar bahwa Netta memiliki vokal yang bulat dan bersih, tetapi warna pop-nya masih sangat kental untuk ukuran lagu Melayu.

"Tapi saya kira suaranya bagus sekali," kata bintang film era 1980-an tersebut.

Album Kemilau Pop Melayu, Netta Puspita berisi 10 lagu. Selain Joget Melayu dan Abang Sayang, lagu yang juga diandalkan antara lain Kasih Insani karya Diding S Zendra, Kau Yang Kusayang (Vico Pangaribuan dan Richard Kyoto), dan Bunda (Oejang Rao).