Pementasan SIEM Terganggu Curah Hujan
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Hujan deras menjadi ancaman mengkhawatirkan bagi musisi yang akan tampil di acara Festival Internasional Musik Etnik Solo (Solo International Ethnic Music Festival-SIEM) di Halaman Pura Mangkunegaran, Solo. Rabu sore (29/10) hujan deras terjadi, sehingga panitia dibuat khawatir akan mengganggu pementasan.
Sehari sebelumnya, Selasa siang (28/10) hingga malam hari menjelang pembukaan, hujan deras juga mengguyur Kota Solo dan sekitarnya. Pembukaan acara akhirnya mundur dari jadwal yang ditentukan seharusnya pukul 20.00 WIB menjadi 20.30 WIB.
"Kalau hujan terus-menerus saya jadi khawatir dengan kualitas suara dan tata cahaya selama pementasan, kemarin saja hujan rintik yang tidak kunjung reda berdampak buruk pada dua hal tersebut," ujar Kepala Produksi SIEM, Bajang kepada wartawan di Solo, Rabu.
Curah hujan di Kota Solo memang cukup tinggi dalam dua-tiga hari terakhir ini. Untuk penyelenggaraan SIEM yang dilakukan di tanah lapang depan Pura Mangkunegaran keadaan itu berdampak kurang baik. Tanah menjadi basah dan becek, ribuan kursi penonton basah, dan genangan air yang menyulitkan siapa saja yang lewat di kawasan tersebut.
Advertisement
Penonton yang datang juga dibuat heboh dengan hujan yang datang dan pergi selama SIEM berlangsung. Pentas selama lima hari di tempat terbuka itu beratapkan langit sehingga hujan deras membuat penonton lari tunggang langgang meninggalkan kursinya.
Sebagian ada yang nekat memakai jas hujan, helm, atau berpayung sambil tetap bertahan di deretan kursi penonton, sementara sebagian lagi menghambur mencari tempat berteduh.
SIEM adalah festival musik etnik internasional yang menjadi agenda tahunan di Solo. Tahun ini penyelenggaraannya berlangsung mulai 28 Oktober hingga 1 November.
Pementasan para musisi etnik dari Indonesia dan luar negeri dalam SIEM dimulai pada 2007 di area terbuka kawasan cagar budaya Benteng Vastenburg dan dilaporkan menyedot perhatian pengunjung hingga sekitar 50.000 orang selama empat hari penyelenggaraan.
SIEM 2008 kembali menghadirkan sejumlah seniman musik etnik dari berbagai negara dan berbagai daerah di Indonesia. Kali ini semua musisi yang tampil diseleksi oleh kurator yakni Gilang Ramadhan dan Rahayu Supanggah.
SIEM 2008 menampilkan musisi etnik nusantara yakni Kande dari Aceh, Teratai Pasiana (Selayar), Bambang SP (Surabaya), Lumaras Budoyo (Magelang), Saund Of Kiser (Cirebon), Nedy Winuza (Riau), Al Suwardi (Solo), Gangsadewa (Yogyakarta) dan Kayu Bakar (Papua).
Sementara itu. delegasi asing yang akan tampil adalah Sonofa dari Singapura, Shin Nakagawa (Jepang), Glen Doyle (Australia) dan Yi Chen Chang (Taiwan). Pertunjukan ini juga didukung penyanyi jazz Syaharani, Innisisri, Reza Artamevia, Viky Sianipar dan gitaris Balawan.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
(kpl/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement