Pendapat Beberapa Selebriti Tentang Kekerasan di Panggung

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Kasus-kasus pemukulan oleh penonton terhadap band atau artis yang sedang manggung, disikapi oleh beberapa artis komentar yang beragam. Tapi nyaris semuanya menyayangkan aksi "kampungan" -meminjam istilah seorang kawan-- yang dilakukan oleh segelintir penonton itu.

Levy, basis The Fly menyayangkan kalau hal itu masih terjadi. "Kita juga pernah mengalami hal itu ketika konser di Serang. Alat-alat musik kita semuanya rusak. Makanya, kita suka bingung, mereka itu sebenarnya menikmati musik atau mencari tempat untuk melampiaskan energi negatifnya," kata musisi yang baru saja merilis album barunya juga. Sementara Ully Dalimunthe, mantan dramer Debrur melihat itu wujud ketidakdewasaan dari penonton. "Kampungan!" teriaknya.

Lain lagi dengan Tantowi Yahya, presenter, penanyi sekaligus produser, melihat dari sisi lain mengapa kejadian itu bisa terjadi. "Secara psikologi, musik keras memang membuat adrenalin naik, tapi itu bukan jadi pembenaran untuk melakukan aksi kekerasan atau kerusuhan seperti itu," jelas ayah satu anak ini ketika ditemui TEMBANG.com di HardRock Cafe Jakarta.

Konser musik Peaceful For Bali, di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar, Sabtu (15/5) dicemari oleh ulah beberapa "preman musik". Konser yang maunya mengusung tema perdamaian itu malah diwarnai insiden pemukulan terhadap personel grup Endank Soekamti di atas panggung. Konser nyaris berantakan, hingga Jerinx, pemain drum Superman Is Dead naik panggung dan meminta penonton untuk tetap tenang, tidak membuat kerusuhan.

Sebenarnya, konser yang disaksikan sekitar 5.000 penonton ini awalnya berlangsung dengan lancar. Sampai ketika sekitar pk. 20.25 WITA, band punk asal Yogyakarta, Endank Soekamti (Erik - bass, vokal, Dori - gitar, vokal, dan Ary -drum) naik ke pentasini. Belum tuntas awal (Love Death) dimainkan, seorang penonton naik ke panggung dengan melompati barikade, langsung menonjok muka gitaris Endank Soekamti. Melihat temannya dipukul, secara spontan Erik berhenti main dan berusaha menghalau si pemukul ke samping panggung dengan gitarnya. Saat itu seorang penonton berambut gondrong bertelanjang dada menyusul naik ke panggung, namun segera diamankan pecalang. Kabarnya penonton yang membuat ulah itu akhirnya malah digebuki oleh penonton lain. Hmm, kekerasan selalu melahirkan kekerasan baru.

"Mengapa ini terjadi? Kami datang ke sini baik-baik, kami bersahabat dengan Superman Is Dead, dengan Anacaraka," teriak Erik dari atas panggung.

"Ini benar-benar memalukan. Masak kita di Bali bersikap seperti itu?" komentar Eka, seperti ditirukan EricEndank Soekamti. Sejumlah kru SID juga sempat menyesalkan insiden yang dianggap dapat mencoreng citra Bali juga merembet ke SID.

Apakah Endank Soekamti kapok main di Bali? "Tidak! Kami siap saja main kembali kalau memang ada undangan manggung di sini!" tegas Eric mantap. Benar kata para musisi yang dimintai komentar, kekerasan itu kampungan! (tbg/erl)

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

(berik/bbassvokalbdori/bgitarvokaldanbary/bdrum)naikkepentasinibe)

Rekomendasi
Trending