Penolakan Hindia di Tasikmalaya Bukan Karena Musik, Tapi Simbol yang Melanggar Norma Agama

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Penolakan Hindia di Tasikmalaya Bukan Karena Musik, Tapi Simbol yang Melanggar Norma Agama
Hindia © KapanLagi.com/Adrian Utama Putra

Kapanlagi.com - Rencana penampilan Hindia dalam konser Ruang Bermusik 2025 di Kota Tasikmalaya resmi dibatalkan. Pembatalan ini bukan soal musik atau pertunjukan konser, melainkan konten yang dianggap bermasalah oleh sejumlah pihak.

Ketua organisasi Al Mumtaz Tasikmalaya, Ustaz Hilmi Afwan, menjelaskan bahwa keberatan mereka tidak ditujukan kepada konser ataupun penyelenggaranya. Menurutnya, persoalan muncul karena band Hindia kerap membawa konten yang dianggap menyimpang dari norma agama.

"Di Tasikmalaya sudah jelas ada aturan dan regulasi, ada istilahnya SOP. Yang bermasalah bukan konsernya, bukan musiknya. Tapi ini terkait band Hindia yang sering membawa simbol-simbol yang melanggar norma agama," ujar Hilmi kepada awak media.

1. Alasan Penolakan Konser Hindia

Ia menambahkan bahwa ada dugaan kuat konten yang dibawa Hindia berkaitan dengan simbol-simbol menyimpang. Hal ini membuat pihaknya merasa perlu menyampaikan keberatan secara terbuka.

"Terkait band ini kan ada indikasi band satanic, band yang memang nyerempet pada norma-norma melanggar syariat, dengan pemahaman simbol-simbol dajjal, bokmet. Itu saja yang jadi permasalahan," katanya.

Hilmi mengatakan bahwa pembahasan ini pun telah masuk dalam ruang diskusi yang digelar bersama pihak kepolisian. Ia menekankan bahwa pihaknya hanya menyampaikan aspirasi masyarakat, tanpa bermaksud memaksakan kehendak.

"Barusan itu hanya dibuka ruang diskusi. Kapolres hanya memberikan rekomendasi kepada Polda, yang nanti akan memutuskan apakah diizinkan atau tidak. Kita hanya memberikan masukan dari suara masyarakat Tasikmalaya," ujar Hilmi.


(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)

2. Langkah Wali Kota Tasikmalaya

Menanggapi polemik ini, Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, menjelaskan bahwa hasil dari serangkaian rapat telah dirangkum dan akan diteruskan kepada Polda Jawa Barat. Ia memastikan bahwa pihak kepolisian hanya bertugas menyalurkan hasil rapat dalam bentuk rekomendasi.

"Hasilnya adalah yang pertama bahwa nanti segala hasil rapat selama 4 kali ini, nanti akan kami sampaikan ke Polda Jawa," ujar AKBP Faruk kepada wartawan.

Faruk juga menegaskan bahwa kewenangan penuh terkait perizinan konser berada di tangan Polda Jawa Barat. Polisi di tingkat kota hanya memberikan rekomendasi berdasarkan aspirasi masyarakat.

"Dan rekomendasi yang akan kita keluarkan itu adalah rekomendasi uraian ataupun hasil dari rapat-rapat yang telah kita laksanakan selama 4 kali," jelasnya.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa Tasikmalaya tidak pernah melarang konser apapun secara sepihak. Justru para tokoh masyarakat setempat sangat terbuka terhadap kegiatan seni, selama mengikuti aturan yang berlaku.

"Jadi tidak ada pembicaraan di dalam yang mengatakan bahwa konser tidak boleh. Malah konser didukung oleh alim ulama, oleh lembaga masyarakat seni sekalipun, tetapi dengan memperhatikan masalah regulasi dan kearifan lokal yang selama ini ada di Kota Tasikmalaya, karena Kota Tasik itu termasuk kota santri, kota yang agamis dan religius," ungkapnya.

Baca berita lain dari Hindia di sini...

(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)

(kpl/far/phi)

Rekomendasi
Trending