Ribuan Kelelawar Penuhi Surabaya, .Feast Tampilkan Lagu 'Peradaban' di Kota yang Melahirkannya
Diterbitkan:

.feast Pertunjukan Membangun & Menghancurkan di Surabaya (Credit: KapanLagi/Sabrina Aulia Wardani)
Kapanlagi.com - Reporter: Amalia Nurul Azizah
Setelah sukses menggelar konser penuh haru di Jakarta, band .Feast melanjutkan perjalanannya ke kota Surabaya dengan menghadirkan pertunjukan spektakuler yang bertajuk 'Pertunjukkan Membangun & Menghancurkan' di Grand City Convex Surabaya.
Pada Sabtu malam (13/9), panggung dibuka dengan lagu Membangun, mengawali perjalanan setlist panjang mereka. Tidak hanya suguhan musik, .Feast juga menghadirkan kejutan dengan kolaborasi artistik dengan marching band dan tari tradisional yang mengiringi penampilan Tarian Penghancur Raya.
Advertisement
Atmosfer semakin khidmat ketika konser ditutup dengan Tarot, lagu yang menjadi simbol refleksi sekaligus perpisahan manis bagi ribuan penonton yang memenuhi venue. Pada konser ini, .Feast menampilkan 28 lagu dengan penampilan berdurasi dua jam.
1. Surabaya, Kota yang Punya Cerita
.feast Pertunjukan Membangun & Menghancurkan di Surabaya (Credit: KapanLagi/Sabrina Aulia Wardani)
Pemilihan Surabaya bukan tanpa alasan. Bagi .Feast, mereka memiliki ikatan emosional yang kuat dengan kota ini. Salah satu karya terbesar mereka, Peradaban, lahir dari peristiwa penting yang terjadi di Surabaya beberapa tahun lalu.
"Surabaya itu sudah kayak rumah kedua buat kita. Ada sejarah, ada kedekatan emosional, bahkan ada karya yang lahir dari kota ini," ujar Baskara.
Tak heran, konser kali ini disambut meriah. Penonton yang sebagian besar mengenakan pakaian bernuansa hitam memenuhi arena, menciptakan lautan gelap yang kontras dengan sorot cahaya panggung. Para Kelelawar—sebutan untuk fans .Feast, datang dari berbagai penjuru, mulai dari Jakarta hingga Samarinda, demi menyaksikan konser ini.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Musik dan Keresahan Sosial
.feast Pertunjukan Membangun & Menghancurkan di Surabaya (Credit: KapanLagi/Sabrina Aulia Wardani)
Lebih dari sekadar hiburan, konser ini juga menjadi ruang bagi .Feast untuk menyuarakan keresahan yang dirasakan masyarakat. Lewat lirik, narasi, dan interaksi dengan penonton, mereka mengingatkan soal isu-isu nyata: dari lapangan pekerjaan, undang-undang, hingga problematika sosial lain yang masih ada di Indonesia.
Mereka juga mengenang tragedi demonstrasi beberapa waktu lalu. "Ada 10 orang meninggal, 3 orang hilang, 1.042 luka-luka, dan 3.337 orang masih ditahan. Ini bukan sekadar angka, ini adalah nyawa dan cerita yang harus kita ingat," ujar sang vokalis di tengah panggung.
Tak lupa, pesan penting turut disampaikan: "Warga jaga warga."Sebuah ajakan agar para penggemar tidak hanya menikmati musik, tetapi juga terus bersuara dan saling menjaga satu sama lain.
Advertisement
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/gtr)
Guntur Merdekawan
Advertisement