Kapanlagi.com - Muhammad Ridho atau lebih dikenal dengan Ridho Irama mungkin layak disebut sebagai putra mahkota The King Of Dangdut, H Rhoma Irama. Debutnya dengan konsep band dangdut bersama Sonet 2 Band disebut-sebut sebagai kelanjutan revolusi musik dangdut yang dipimpin sang bapak dengan Soneta Grup–nya.

Dengan merilis album MENUNGGU, Ridho menjadi titik sentral perhatian pecinta musik dangdut. Ridho pun mengaku bakal total di musik dangdut.

Tapi tidaklah mudah bagi Ridho. Di tengah gegap gempita anak muda yang lebih suka ngeband, Ridho memilih jalannya sendiri. Cemoohan pun sempat diterima dari teman–temannya sendiri. Tapi rupanya Ridho punya ketetapan hati. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, terbukti dengan Ridho yang meneruskan cita–cita bapaknya.

"Saya punya harapan besar terhadap musik dangdut. Jangan sampai musik dangdut mati di negeri sendiri. Saya berusaha secara total dan berharap menjadikan motivasi untuk membangkitkan musik dangdut," tuturnya kalem di MU Cafe, Selasa (3/2).

"Kesulitannya pasti ada," kata Ridho lebih lanjut. "Cemoohan pasti ada. Tetapi saya sangat tidak setuju dengan klasifikasi dalam musik. Musik ini kelas apa, atau musik itu kelas mana. Musik adalah ekspresi, tidak bisa dipaksa– paksakan."

Disinggung soal kehadiran Arreal Tilghman, putra pasangan Rhoma Irama – Rica Rachim ini menyambut sangat positif. Baginya kehadiran penyanyi kulit hitam asal Amerika itu akan ikut membawa perkembangan musik dangdut menjadi lebih universal.