Kapanlagi.com - Daya tarik vokalis sebuah band tak bisa dipungkiri menjadi magnet tersendiri. Bahkan bagi penggemar suatu kebanggaan jika menjalin hubungan dengan sang vokalis. Tak jarang pula hubungan mereka lebih jauh hingga berakibat hamil, semisal Zian Zigaz.

Menurut analisis Roslina Verauli, fenomena ini ada lantaran sang vokalis menjadi ikon sebuah band karena posisinya yang selalu di depan saat beraksi.

"Nah, ikon jadi pusat perhatian. Apalagi jika dia kebetulan jadi pemimpin di sebuah kelompok itu," katanya kepada KapanLagi.com®, Jumat (11/1).

Psikolog ini juga menilai tak semua fans, terutama perempuan, mau berhubungan atau bahkan hingga hamil dengan si vokalis. Pasalnya tak semua karakter dalam masyarakat bisa disatukan. Semisal masyarakat remaja dan masyarakat dewasa.

"Jadi ada perbedaan antara budaya remaja dengan dewasa. Jika struktur remaja punya budaya material dan inmaterial. Inmaterial ini ya musik, di mana perempuan lebih suka lagu melankolis atau hanya melihat video. Mereka mengagungkan lirik. Bahkan ikut berhubungan dengan vokalis. Sementara yang dewasa berbeda dengan remaja," tuturnya lagi.

Soal remaja yang bisa menjalin hubungan dengan vokalis, Roslina mengatakan hal itu menjadi kebanggaan di strukturnya. "Buat mereka, status sosial di sana. Misalnya populer. Sedangkan buat vokalis senang atau bahkan terpenuhi kebutuhan seksnya. Jadi ada keuntungan jadi vokalis karena berpengaruh besar dalam sub remaja," ucapnya.

Secara terpisah pengamat musik Bens Leo berpendapat daya tarik vokalis telah ada sejak dulu dan bukan hanya di dalam negeri. Sehingga tak heran bila penggemar perempuan tergila gila serta mau melakukan apa saja demi si vokalis. "Saya kira dari dulu. Di Barat paling menonjol. Seperti Mick Jagger. Gak hanya sama band, solo pun tetap digandrungi. Jadi vokalis sebenarnya central, lead vokal. Peran tersebut jadi penting walau bukan pencipta lagu. Yang jadi masalah, perilaku masyarakat," jelasnya.