Kapanlagi.com - Di balik kesuksesan Java Jazz 2010, tentu ada hal yang perlu diperbaiki. Rifat Sungkar dan Sissy Priscillia berfikir begitu. Mereka berharap hal yang membuat mereka tidak nyaman saat berkeliling di JI Expo Kemayoran, Jakarta, bisa diperbaiki tahun depan.

"Untuk penyelenggara acara ada hal kecil yang harus diperhatiin, misalnya aja ada karpet yang kesingkap orang bisa jatuh, itu hal kecil yang harus diperhatiin," kata Rifat, Minggu, (07/03).

"Masalah lain, waktu nonton Toni Braxton, penonton sampai bilang 'We can't hear you.' Masalahnya adalah monitornya jelek sound-nya juga jelek," ujar Sissy. "Kadang ada bunyi ngiiing…ngiiiing…," ujar Rifat menambahkan.

Menurut Sissy, arena Java Jazz cukup besar sehingga kurang nyaman. "Biasanya jazz kan tempatnya cozy, ini jadi mirip kayak Woodstock," jelasnya.

Karena luasnya arena, banyak waktu yang hilang untuk berkeliling, hingga tidak punya lagu cinta kenangan berdua. "Ga ada, nggak nemu love song. Boro-boro itu, liat jadwalnya, ngantri, itu aja ngabisin dua jam. Ga ngomongin lagu, pokoknya apa aja deh. Harus pinter mainin waktu. Kita nikmatin semua lagu," tutur Rifat.

Meskipun begitu, Rifat tetap senang karena banyak penonton antusias. "Tapi ternyata penontonnya sangat antusias, terlihat dari banyak banget yang datang. Biasanya kan jazz identik dengan orang tua, musik kan budaya, ini salah satu ciri dari budaya Indonesia yang kaya kita harus berterima kasih sama pemimpin negara yang care banget sama budaya Indonesia," kata Rifat.

"Daripada menyelesaikan masalah dengan kekerasan atau gontok-gontokan, mending diselesaikan dengan pikiran yang tenang," imbuhnya.