KapanLagi.com - Album kelima Counting Crows ini disengaja untuk menampilkan dua tema yang berbeda. Di side A kita disuguhi warna keras musik rock sementara side B membawa kita ke nuansa folk. Album yang di produseri 2 orang ini dalam waktu singkat sudah bertengger di peringkat 3 U.S. Billboard 200.

Cukup lama para fans menunggu album baru Counting Crows sejak dirilisnya album mereka HARD CANDY 2002 lalu. Akhirnya album yang sampulnya didominasi warna kelabu ini dilepas juga akhir Maret lalu oleh band asal California ini.

SATURDAY NIGHTS & SUNDAY MORNIGS dikemas dengan formasi 6 lagu di side A dan 8 lagu di side B dengan lagu You Can't Count On Me pada sisi B yang di jagokan sebagai single. Menurut Adam Duritz, Saturday Nights (side A) yang liar dan garang mewakili waktu saat kita membuat dosa sedangkan Sunday Mornings (side B) yang mellow mengggambarkan saat kita menyesali dosa-dosa itu.

Kalau mau sedikit meluangkan waktu memahami lagu demi lagu, album ini lebih cocok dibilang sebagai gabungan antara nuansa folk song pada album AUGUST AND EVERYTHING AFTER (1993) dan sentuhan rock album RECOVERING THE SATELLITES (1996).

Walaupun tidak menawarkan sesuatu yang baru, secara keseluruhan album yang terasa lebih berat dari album-album sebelumnya ini digarap cukup apik. Bahkan bisa dibilang album ini hampir sebaik album masterpiece mereka RECOVERING THE SATELLITES yang dilepas 12 tahun lalu.

Lagu 1492 dan When I Dream of Michelangelo mungkin telah akrab di telinga para fans Counting Crows lantaran sudah dilepas dulu sebagai lagu promosi yang dapat diunduh gratis dari situs resmi Counting Crows Januari lalu.

Akhirnya kita masih dapat mendengar suara unik Adam Duritz yang sempat melambung lewat Mr. Jones, Accidentally in Love, dan Big Yellow Taxi ini dan semoga saja Cowboys, Hanging Tree, atau On Almost Any Sunday Morning bisa masuk jajaran lagu abadi mereka. (mzn/roc)