Dipimpin Addie MS, Light Ministry Orchestra Sukses Gelar Konser Inklusif Rise Through Rhythm
Credit:istimewa
Kapanlagi.com - Aula Simfonia menjadi saksi bisu perhelatan musik megah yang tidak hanya menampilkan keindahan nada, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan. Light Ministry Orchestra (LMO) sukses menggelar konser ketiga bertajuk Rise Through Rhythm pada Sabtu (30/11).
Panggung megah tersebut terasa semakin istimewa lantaran kehadiran konduktor legendaris Indonesia, Addie MS, yang memimpin jalannya pertunjukan. Di kesempatan berharga ini, para musisi muda LMO tampil memukau membawa energi luar biasa ke dalam setiap harmoni.
Konser ini menandai konsistensi LMO dalam menyediakan ruang aman dan inklusif bagi para generasi muda untuk berekspresi. Wadah ini juga menyatukan talenta-talenta terpilih melalui proses audisi ketat, menggabungkan anak-anak reguler dan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang ditempa dalam pelatihan intensif sepanjang tahun.
Advertisement
1. Anak Muda Ikut Tampil
Semangat inklusivitas yang diusung LMO lahir dari inisiatif tiga anak muda, yakni Edmund Lucius Oey, Maddison Kurniawan, dan Celine Handoko. Ketiganya juga turut ambil bagian di atas panggung memperkuat formasi orkestra.
"Semoga malam ini mengingatkan semua orang bahwa sekecil apa pun suara kalian, kalian selalu bisa bangkit melalui irama," ujar Celine Handoko.
(Di luar nurul, Inara Rusli dilaporkan atas dugaan perselingkuhan dan Perzinaan!)
2. Kolaborasi yang Luar Biasa
Edmund dan Maddison menunjukkan kepiawaian mereka pada instrumen piano. Sementara Celine memetik dawai harpa, memimpin rekan-rekannya yang berjumlah total 71 pemain, yang terdiri dari 55 anak reguler dan 16 anak berkebutuhan khusus.
Konser Rise Through Rhythm menyajikan kolaborasi vokal yang menambah kemegahan suasana melalui kehadiran tiga kelompok paduan suara anak. Penonton disuguhkan harmonisasi suara dari Septem Stellarum (Santa Ursula BSD), PENABUR Children Choir (BPK PENABUR), dan Percik Children Choir (Perguruan Cikini) yang berpadu apik dengan orkestrasi LMO.
Daftar repertoar yang dibawakan dibagi menjadi dua sesi, dimulai dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman yang diaransemen oleh Josef Cleber. Bagian pertama konser didominasi karya klasik berat seperti Le Nozze di Figaro milik Mozart, Swan Lake Suite dari Tchaikovsky, hingga Waltz No.2 karya Shostakovich.
3. Addie MS Menjadi Mentor
Memasuki bagian kedua, suasana menjadi lebih cair dan populer dengan pilihan lagu-lagu yang akrab di telinga penonton dari berbagai usia. Orkestra ini dengan luwes membawakan Selections from The Phantom of the Opera, tema ikonik Pirates of the Caribbean, hingga lagu penutup yang menyentuh hati, Lisoi karya Nahum Situmorang.
Di kesempatan sama, Celine mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat, sehingga konser ini terlaksana baik. Ucapan terimakasih itu juga disampaikan kepad para mentor termasuk Addie MS, yang dengan sabar mencurahkan tenaga dan waktunya sehingga konser ini bisa terlaksana dengan baik.
"Terima kasih kepada para mentor yang penuh semangat mengajar kami dengan sabar dan dengan cara yang tidak akan pernah kami lupakan. Untuk Mas Addie. Terima kasih banyak Mas Addie karena telah mempercayai visi ini," ujar Celine menambahkan.
4. Ucapan Terima kasih di Akhir Acara
Seluruh rangkaian acara ditutup dengan ucapan syukur kepada masyarakat yang hadir memenuhi aula. Sebagai penutup, Light Ministry Orchestra menggaungkan kembali slogan semangat mereka untuk terus berkarya bagi bangsa.
"Jadi hal itu tidak membatasi kita untuk bangkit. Bagi saya, selama kalian percaya bahwa kalian bisa bangkit, maka kalian bisa," pungkas Celine.
(Di tengah kondisi kesehatan yang jadi sorotan, Fahmi Bo resmi nikah lagi dengan mantan istrinya.)
Berita Foto
(kpl/aal/dyn)
Advertisement
