Kapanlagi.com - Terinspirasi banyak dari band-band pengusung Seattle sound, membuat Konspirasi mengedepankan distorsi di tiap karyanya. Hal ini memang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Edwin di Cokelat maupun Marcell Siahaan. Namun distorsi bukan menjadi suatu hal yang asing bagi mereka.

"Pastinya distorsi lebih kerasa, karena akar musik dari Konspirasi itu grunge. Secara tidak sengaja kita buat lagu menyatu," ujar Edwin mengenai musik Konspirasi.

Selain musik, mereka juga memperhatikan lirik. Hal ini sangat jarang sekali diulik oleh band saat-saat ini. Marcell mengungkapkan bahwa lirik-lirik Konspirasi berbicara dengan tema-tema yang luas terlebih soal politik

"Vokalis kita itu mahir di dunia literatur, sangat cerdas. Kita akan bercerita tentang Tuhan, takdir, kemuakan kita terhadap politik, terutama buat mereka yang berpolitik dan korupsi, mereka buat stigma, membelokkan stigma di masyarakat bahwa yang baik dilindas, yang jahat berkuasa, Itu yang kita ungkapkan," terang Marcell.

Mengenai album yang sebentar lagi akan di rilis, Konspirasi juga melibatkan orang di luar band. Hal ini dilakukan guna untuk mengontrol keliaran musik mereka agar selalu terarah.

"Namanya Rully Worontika, itu salah satu upaya dari kita untuk melibatkan orang di luar kita. Seringkali karena keenakan bermain. musik kita jadi tidak terarah, nah dengan adanya orang di luar kita, dia akan mengerem kita," tukas Marcell saat dijumpai di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (21/7).