Pembuatan Vinyl Album Terbaru Coldplay Manfaatkan Limbah Plastik dari Indonesia
Diterbitkan:

(Credit: www.instagram.com/coldplay)
Kapanlagi.com -
Chris Martin, vokalis Coldplay, menekankan bahwa salah satu sumber limbah plastik yang digunakan berasal dari Indonesia. Ini menunjukkan upaya mereka untuk mendukung inisiatif lingkungan secara global dan melibatkan berbagai negara dalam proses produksi.
Inisiatif ini mencerminkan filosofi Coldplay dalam menggabungkan musik dengan kesadaran akan isu lingkungan. Dengan langkah ini, mereka tidak hanya memberikan karya seni yang berkualitas, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian bumi.
1. Vinyl Album Terbaru Dibuat dari Daur Ulang Botol Plastik
Coldplay, sebagai band yang peduli pada isu lingkungan, berhasil mengurangi emisi CO2e hingga 59 persen dibandingkan dengan tur stadion mereka sebelumnya. Untuk terus berinovasi dalam prinsip ramah lingkungan, mereka meluncurkan album fisik yang terbuat dari limbah plastik daur ulang.
Dalam siaran resminya, Moon Music diklaim sebagai album pertama di dunia yang dirilis dengan vinyl EcoRecord rPET LP seberat 140g. Setiap salinan vinyl ini dibuat dari sembilan botol plastik PET daur ulang yang diambil dari limbah pasca-konsumsi.
Selain itu, edisi CD standar Moon Music juga menjadi yang pertama di dunia yang dirilis dalam bentuk EcoCD, yang terbuat dari 90 persen polikarbonat daur ulang. Langkah ini menunjukkan komitmen Coldplay untuk menghadirkan produk musik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
2. Rilis Album Notebook Spesial dari Daur Ulang Limbah Plastik
Selain itu, Coldplay berkolaborasi dengan The Ocean Cleanup, sebuah organisasi yang berfokus pada pengurangan sampah plastik di lautan. Dalam kolaborasi ini, mereka menciptakan produk terbatas berupa Notebook Edition LP dari album Moon Music.
Yang menarik, material yang digunakan untuk produk ini terdiri dari 70 persen plastik yang berhasil diambil dari sungai Rio Las Vacas, Guatemala, pada tahun 2023. Ini menunjukkan komitmen kedua pihak untuk mengurangi limbah plastik secara inovatif.
Dengan langkah ini, Coldplay dan The Ocean Cleanup tidak hanya memproduksi musik, tetapi juga berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya mengatasi masalah sampah plastik.
3. Limbah Berasal dari Indonesia dan Malaysia
Sebelumnya, Coldplay bekerja sama dengan The Ocean Cleanup untuk menurunkan kapal pembersih di Sungai Cisadane pada tahun 2023. Namun, pada April 2024, kapal yang dinamakan Neon Moon II terpaksa batal beroperasi di Cisadane karena sampah di sungai tersebut tidak cocok dengan fungsi alat.
Meskipun demikian, kerja sama antara Coldplay dan The Ocean Cleanup tetap berlanjut. Mereka berencana mengganti kapal pembersih dengan barikade untuk menghalau sampah, yang juga disediakan oleh The Ocean Cleanup, demi meningkatkan upaya kebersihan sungai.
Jangan ketinggalan baca yang ini juga!
Momen Berkesan Fiersa Besari, Membuka Konser Sheila On 7 Sebelum Hiatus
Alasan Coldplay Mengakhiri Perjalanan Bermusik Setelah Album ke-12 di Tahun 2025
'Legend' seperti Namanya, Intip Profil John Legend yang Akan Gelar Konser di Indonesia
Kasus Kematiannya Jadi Misteri Selama 27 Tahun, Intip Profil Latar Belakang dan Karir Tupac Shakur
Selain Oasis, 3 Band Ini Juga Kembali Reuni Setelah Terpecah Akibat Konflik
(Tom Holland alami gegar otak ringan saat lakukan syuting SPIDER-MAN: BRAND NEW DAY.)
(kpl/adp)
Adristi Putri Febrianti
Advertisement