Sarat Pesan Kebhinekaan, Maharaja 48 Rilis 'Kita Indonesia'

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Sarat Pesan Kebhinekaan, Maharaja 48 Rilis 'Kita Indonesia'
Maharaja 48 © Istimewa

Kapanlagi.com - Beberapa musisi merilis lagu bertema nasionalisme dan kebhinekaan di hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 ini. Salah satunya adalah band asal Depok, Maharaja 48, yang merilis single bertajuk Kita Indonesia.

Seperti judulnya, lagu ini diharapkan Amar Ma'ruf (vocalis & guitar), Ale Funky (guitar lead), Irfan (bass), dan Fajar (drum) dapat mengingatkan masyarakat tentang Indonesia yang terdiri dari banyak background sosial. Dari segi musik, mereka mengusung slow rock.

"Sebagai seniman musik inilah yang dapat kami presentasikan lewat lagu Kita Indonesia. Kami merasa musik dapat mempersatukan rasa, dan menumbuhkan kecintaan kepada negara Indonesia," ungkap Amar pada Minggu (16/8) kemarin di Sanggar Humaniora, Depok.

1. Penghibur Kondisi Saat Ini

Selain bertema nasionalisme, Amar juga mengungkapkan bahwa lagu ini juga diharapkan dapat menyemangati publik di tengah masa pandemi. Selain itu, ia dan kawan-kawan juga ingin menghidupkan kembali kejayaan musik rock Indonesia.

Selain Kita Indonesia, Maharaja 48 juga telah merilis Mati Dipeluknya, Tak Mencari Mati, Bhinneka Dalam Nada, dan Durjana Dunia. "Musik harus bisa menunjukkan identitas (character) ke-Indonesia-an. Budaya sebuah bangsa merupakan faktor penting untuk mengenali jati diri," lanjut Amar.

 

 

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

2. Musik Indie

Semua lagu yang telah dirilis merupakan ciptaan Amar yang juga berperan sebagai Executive Producer di bawah label indie. Ia pun punya pandangan sendiri mengenai musik indie.

"Gerakan indie barangkali lebih leluasa, baik dari sisi kreatif genre maupun kemasannya. Tapi yang jelas musik harus dapat menjadi usaha kreatif. Bagian dari industri yang menjadi tulang punggung ekonomi," lanjutnya.

"Tidak berpretensi terlalu jauh. Tapi apa yang kami lakukan semoga bisa menjadi momentum membangun keterbukaan dan budaya inklusif. Ada kerelaan diantara kita untuk menanggalkan rasa keakuan untuk kemudian mengokohkan persatuan," pungkas Heru, Creative Supervisor.

Rekomendasi
Trending