Tanggapi Polemik Royalti Vidi & Lesti, Ikke Nurjanah Ungkap Fakta Anggaran Sosialisasi LMKN

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Tanggapi Polemik Royalti Vidi & Lesti, Ikke Nurjanah Ungkap Fakta Anggaran Sosialisasi LMKN
Credit:Instagram.com/vidialdiano/lestikejora/ikkenurjanah0518/lmkn_id

Kapanlagi.com - Nama Vidi Aldiano dan Lesti Kejora belakangan ini ikut terseret dalam pusaran debat panas mengenai royalti musik. Menanggapi hal tersebut, pedangdut senior Ikke Nurjanah memilih untuk tidak berkomentar secara spesifik, namun melihatnya sebagai momentum edukasi massal.

Menurut Ikke, kasus-kasus yang viral justru menjadi pemicu agar masyarakat dan pelaku seni lebih sadar akan hak-hak mereka, meski ia mengakui berada dalam polemik bukanlah situasi yang nyaman.

"Kalau dalam konflik gak enak, kalau ada di dalam polemik gak enak pastinya. Saya mencoba untuk ya dari polemik, ini adalah edukasi," ungkap Ikke Nurjanah saat ditemui di Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (15/7/2025).

1. Minta Publik Tak Terburu-buru Menyalahkan

Penyanyi berusia 51 tahun ini mengingatkan agar publik tidak terburu-buru menyalahkan satu pihak. Ia mencontohkan, penting untuk membedakan jenis royalti yang dipermasalahkan, apakah itu performing rights atau mechanical rights.

"Misalkan Lesti ini performing apa mechanical? Begitu juga di Vidi. Jangan ujuk ujuk semua ke LMKN, bisa saja masalahnya gak cuma di performing tapi ada di mechanical," tegasnya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Sosialisasi Royalti Maish Terbatas

Di balik kurangnya pemahaman publik, Ikke Nurjanah mengungkap sebuah fakta yang mengejutkan. Ia menyebut bahwa sosialisasi mengenai royalti masih sangat terbatas karena kendala anggaran yang dimiliki LMKN.

Dari total royalti yang terkumpul, LMKN hanya memanfaatkan sebagian kecil dana untuk kegiatan operasional, termasuk sosialisasi.

"2 persen dari yang kita dapatkan Rp 40 miliar itu, LMKN gunakan buat aktivitasnya. Bayangin 2 persen kita melakukan produk iklan dan sosialisasi atau mobilisasi harus hati-hati," bebernya.

3. Atur Strategi Edukasi Agar Tetap Berjalan

Dengan dana yang sangat terbatas itu, LMKN harus pintar-pintar mengatur strategi agar edukasi tetap berjalan. Sebagai solusi jangka panjang, Ikke menyebut bahwa LMKN sedang menggodok sebuah sistem terpusat bernama Sistem Informasi Lagu dan Musik (SILM). Sistem ini diharapkan dapat membuat semua proses menjadi lebih transparan dan sistematis.

"Kita ada pekerjaan yakni buat sistem, namanya SILM, butuh big data besar. (...) Ya butuh effort biaya, bagaimana karaoke punya satu sistem pembayaran. Jadi support negara sekarang gak cuma kebijakan tapi kita berharap ada dana khusus buat kita buat sistem," tutupnya.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending