Berawal dari Rasa Malu, Kisah di Balik Balaclava Ikonik Arno Zarror yang Kini Jadi Tren di Kalangan Penonton

Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

Diterbitkan:

Berawal dari Rasa Malu, Kisah di Balik Balaclava Ikonik Arno Zarror yang Kini Jadi Tren di Kalangan Penonton
Dongker © KapanLagi.com/Adrian Utama Putra

Kapanlagi.com - Selain musiknya yang khas, salah satu hal yang paling identik dengan Dongker adalah penampilan panggung sang vokalis, Arno Zarror, yang selalu mengenakan balaclava atau topeng rajut. Siapa sangka, identitas visual yang kuat ini lahir dari sebuah alasan yang sangat personal dan sederhana: rasa malu.

Arno mengaku bahwa pada awal kemunculannya, ia hanya ingin menutupi wajahnya karena merasa malu saat tampil di atas panggung. Ia tidak memiliki referensi visual tertentu, idenya murni datang dari keinginan untuk menyembunyikan identitasnya di tengah komunitas musik yang lebih garang.

Baca berita lainnya seputar Dongker di Liputan6.com.

1. Mengaku Malu

"Enggak sih Mas, emang dari awal saya emang pengen nutupin muka saya aja sih, karena malu gitu. Saya malu karena saya tampan, bukan saya jelek," kelakar Arno saat berbincang dengan Kapanlagi.com

Ide untuk memakai penutup kepala pertama kali muncul saat Dongker tampil di sebuah festival bernama 'Kampung Kota' di Tamansari, Bandung. Merasa tidak memiliki atribut punk yang sesuai, ia pun memutuskan untuk memakai kupluk maling yang kebetulan ia miliki di rumah dari hobinya naik gunung. Dari situlah, ide untuk mengembangkan penutup kepala yang lebih personal mulai terbentuk.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Awalnya Mau Pakai Kupluk Maling

"Waktu itu di Tamansari Melawan. Ya udah, saya enggak punya atribut punk, saya pengennya pakai kupluk maling aja. Ada kupluk brand ternama juga lah, brand legend outdoor. Saya pakai aja ada di rumah kan. Saya hobi naik gunung kan," kenangnya.

Setelah vakum karena pandemi, Dongker mendapat tawaran manggung pertama di Jakarta. Untuk menandai penampilan spesial itu, Arno meminta seorang temannya untuk membuatkan balaclava rajut khusus. Sejak saat itu, balaclava dengan berbagai desain unik seperti tanduk domba dan *spike* pun menjadi ciri khasnya yang tak terpisahkan.

3. Bikin Balaclava

"Pas kepotong pandemi 2 tahun kemudian Dongker tiba-tiba diajak manggung di Jakarta. Pertama kali di JakTim. Terus saya pengen tampil gaya dong, saya bikin balaclava itu. Jadi kawan kami ada yang suka bikin kerajutan. Di situ aja. Habis itu dibikin terus aja identitasnya yang sedikit lebih beda," jelasnya.

Tanpa pernah ia jual atau promosikan, balaclava ala Arno ini secara organik menjadi tren di kalangan para penggemar Dongker. Banyak penonton yang datang ke pertunjukan mereka dengan mengenakan balaclava serupa, bahkan ada yang membuatnya sama persis hingga membuat Arno sendiri terkejut.

4. Tak Pernah Jual

"Lah itu! Saya juga bingung. Dan saya enggak pernah ngejual Mas. Jadi, enggak pernah saya jual dan akhirnya ada berapa orang mungkin jadi vendor-vendoran. Balaclava Dongker, ya itu buat mereka lah mungkin rezekinya. Ada yang sampai dia bikinnya sama persis. Ih, ada yang sama persis, saya kaget. Kualitasnya juga bagus," tuturnya.

5. Cukup Merepotkan

Meski kini menjadi identitas, Arno mengaku balaclava ini cukup merepotkan dalam hal perawatan. Ia harus rajin mencucinya agar tidak bau dan kini telah mengoleksi lebih dari 20 buah untuk berganti-ganti. Salah satu yang paling berkesan adalah balaclava buatan seniman Ican Harem yang sayangnya telah hilang dicuri saat ia manggung di Singapura.

6. Terbaik Tapi Dicuri

"Orang lain mah kan enggak mikirin itu ya? Kayak saya harus nyuci, nyuci, kalau enggak jorok, bau. Dan nama brand-nya itu Suture Laundry. Suture Laundry itu dia nge-remake dan dia spesifik bikinin balaclava buat saya tampil di Baybeats waktu itu di, di Singapura. Dan itu hilang, Mas. Dicuri. Itu balaclava terbaik tapi dicuri," pungkasnya.

7. Q & A Seputar Dongker

Apa makna balaclava bagi band Dongker?
Bagi Dongker, balaclava memiliki makna yang beragam, diinterpretasikan dengan warna ceria dan detail non-destruktif, menjadikannya identitas visual band yang unik dan sangat identik dengan mereka serta penggemar.

Apakah semua anggota Dongker memakai balaclava?
Tidak semua anggota Dongker memakai balaclava secara rutin; Arno Zarror adalah yang utama, sementara anggota lain tidak memakainya karena merasa percaya diri, meskipun untuk visual album tertentu semua personel mungkin mengenakannya.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending