Dita Meichan Kembali dengan Single 'Dunia Malam', Jujur-jujuran Soal 'Paginya Tobat Malamnya Kumat'

Penulis: Umar Sjadjaah

Diperbarui: Diterbitkan:

Dita Meichan Kembali dengan Single 'Dunia Malam', Jujur-jujuran Soal 'Paginya Tobat Malamnya Kumat'
Credit: Istimewa

Kapanlagi.com - Lama tak terdengar kabarnya setelah sukses bersama Duo Maia, Meichan kini kembali menyapa para penggemarnya dengan sebuah identitas dan karya yang sepenuhnya baru. Mengusung nama panggung Dita Meichan, ia siap memulai babak baru dalam karier solonya melalui single bertajuk Dunia Malam, sebuah lagu yang ia ciptakan sendiri dengan warna musik yang lebih edgy dan personal.

Lagu ini menjadi cerminan jujur dari pengalaman pribadinya serta pengamatannya terhadap realitas kehidupan malam yang seringkali penuh dengan godaan dan paradoks. Dengan lirik yang blak-blakan, Dita tidak ragu untuk menuangkan dilema yang mungkin dirasakan banyak orang ke dalam sebuah lagu yang enerjik.

"Jujur aja, lagu ini tuh terinspirasi dari banyak momen di hidup aku sendiri dan orang-orang di sekitar aku. Kita semua pasti pernah di fase 'paginya tobat, malamnya kumat', kan? Daripada munafik, aku tulis aja sekalian," ujar Dita Meichan.

Melalui hook yang sangat mudah diingat, Dunia malam dunia malam lingkaran setan, paginya tobat malamnya kumat, Dita seolah menangkap ritme kehidupan urban yang serba cepat dan penuh gejolak. Lagu ini bukan sekadar bercerita tentang pesta, tetapi juga tentang bagaimana tekanan hidup seringkali mendorong seseorang mencari pelarian.

Ia secara terbuka mengakui bahwa Dunia Malam bisa menjadi sebuah eskapisme dari stres yang dihadapi sehari-hari. "Ya memang hobiku suka hura-hura, stres hidupku cari dunia malam," ucapnya.

1. Lirik 'Dunia Malam' yang Penuh Godaan

Meskipun tema yang diangkat terbilang cukup berani, Dita Meichan menegaskan bahwa lagunya bukanlah sebuah ajakan, melainkan sebuah bentuk kejujuran. Wanita yang juga dikenal sebagai pencipta lagu viral Pumpin Pumpin di Depan ini sadar bahwa karyanya bisa dianggap kontroversial, namun baginya kejujuran dalam berkarya adalah yang utama.

"Ada yang bilang lagu ini kontroversial, tapi buat aku justru ini jujur banget. Aku enggak menutupi kekacauan, malah aku peluk dan nyanyiin," jelas Dita.

Salah satu bagian yang paling menonjol dalam lagu ini adalah kehadiran bait rap yang menambah energi dan kedalaman cerita. Melalui lirik rap tersebut, Dita menggambarkan sisi glamor sekaligus gelap dari kehidupan malam yang bisa membuat siapa saja kecanduan.

"Wanita seksi bergelimpangan, dunia malam bikin kecanduan… we just wanna go out and party, spend our money going crazy," begitu bunyi penggalan rap dalam lagu tersebut.

Kembalinya Dita Meichan kali ini menandai sebuah transformasi besar dari citranya di masa lalu. Jika sebelumnya ia dikenal lewat lagu-lagu pop yang catchy bersama Maia Estianty, kini ia tampil dengan persona yang lebih berani, autentik, dan tidak takut untuk bereksplorasi. Dunia Malam menjadi bukti keberaniannya untuk keluar dari zona nyaman dan menyuarakan isi hati generasi masa kini.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Peran Sentral Dita Meichan

Penyanyi cantik ini berharap lagunya bisa menjadi perwakilan bagi mereka yang pernah merasa jatuh atau menyesal, namun tetap ingin menjalani hidup dengan cara mereka sendiri. Ia menekankan bahwa terkadang, yang dibutuhkan seseorang hanyalah didengarkan tanpa harus dihakimi.

"Ini bukan lagu untuk mengajak, tapi lagu untuk mewakili. Buat yang pernah jatuh, pernah nyesel, tapi tetap pengen hidup semaunya. Kadang kita cuma butuh didengerin tanpa dihakimi," katanya.

Single Dunia Malam sendiri sudah resmi dirilis dan dapat dinikmati di seluruh platform musik digital. Dengan gaya, attitude, dan karakter vokal yang khas, Dita Meichan siap merebut kembali perhatian publik dengan versi dirinya yang lebih jujur, lebih berani, dan apa adanya.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/far/ums)

Editor:

Umar Sjadjaah

Rekomendasi
Trending