Perjalanan Karier Slank dari Aksi Band yang 'Slengean' hingga Kini Jadi Legenda Band Rock Indonesia

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Perjalanan Karier Slank dari Aksi Band yang 'Slengean' hingga Kini Jadi Legenda Band Rock Indonesia
Perjalanan Karier Slank (credit: instagram/slankdotcom)

Kapanlagi.com - Slank adalah bukti bahwa perjalanan panjang dalam musik tak selalu mulus, namun penuh liku-liku dan perubahan. Band ini lahir dari semangat anak muda Jakarta yang ingin bebas berekspresi melalui musik rock dan blues. Awalnya, Bimbim mendirikan grup bernama Cikini Stones Complex (CSC), lalu diubah menjadi Red Evil bersama Denny BDN, Erwan, dan Kiki, sebelum akhirnya nama Slank disepakati di Hotel Kartika Chandra pada tahun 1983.

Nama Slank muncul dari istilah "slengean" yang sering disematkan teman-teman mereka karena penampilan dan sikap yang nyeleneh. Mereka lalu mengganti huruf "G" menjadi "K" supaya terdengar lebih keren. Sejak saat itu, Slank mulai tampil di berbagai pentas musik kampus hingga festival, mengusung karya-karya sendiri yang penuh warna.

Di balik perjalanan panjang ini, banyak peristiwa besar yang membentuk Slank menjadi legenda. Dari bongkar-pasang personel, konflik internal, hingga menaklukkan panggung internasional, Slank terus menunjukkan daya tahan luar biasa. Perjalanan mereka adalah cermin konsistensi, kreativitas, dan tekad untuk tetap berkarya meskipun menghadapi badai. Berikut perjalanan karier Slank yang penuh warna.

1. Awal Terbentuknya Slank

Slank resmi berdiri pada tahun 1983 di Jakarta dengan formasi awal Bimbim, Denny BDN, Erwan, Kiki, dan Bongky. Sebelum itu, Bimbim sempat mendirikan Cikini Stones Complex yang membawakan lagu-lagu The Rolling Stones. Setelah bubarnya CSC, Bimbim menggagas Red Evil yang berani membawakan lagu sendiri serta lagu-lagu Van Halen, karena suara Erwan dianggap mirip David Lee Roth.

Nama Slank dipilih dalam suasana santai saat merayakan ulang tahun Denny BDN di Hotel Kartika Chandra. Nama ini lahir dari penggabungan kata "slengean" yang identik dengan gaya mereka, dan huruf "K" yang ditambahkan untuk memberi kesan keren. Dengan formasi baru, Slank tampil perdana di Universitas Nasional Jakarta, mulai mengusung lagu-lagu ciptaan sendiri.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Pencarian Formasi Solid

Tahun-tahun awal Slank dipenuhi pergantian personel yang cukup dinamis. Kiki keluar pada 1984 dan digantikan oleh Adri yang membawa warna baru melalui permainan keyboard, disusul perubahan vokalis dari Erwan ke Uti Suharyani, lalu Lala, dan akhirnya Well Willy.

Perubahan terus berlanjut hingga posisi bass, gitar, hingga vokal terus berganti, bahkan Denny sempat mengisi vokal sementara. Bongkar pasang personel akhirnya mengantarkan Slank pada formasi baru saat Bimbim mengajak Kaka, sepupunya, sebagai vokalis pada tahun 1989, yang menjadi cikal bakal stabilitas Slank di masa depan.

3. Album Perdana dan Melejitnya Nama Slank

Mengandalkan lagu-lagu sendiri, Slank akhirnya berhasil merekam album debut Suit-Suit...He-He (Gadis Sexy) pada tahun 1990 bersama produser Boedi Soesatio. Lagu "Maafkan" menjadi andalan, dengan video klip sederhana yang mampu menarik perhatian anak muda Indonesia. Album ini sukses besar, memenangkan BASF Awards sebagai Album Terlaris kategori Musik Rock 1990-1991.

Keberhasilan album pertama ini membawa Slank menjadi simbol perlawanan terhadap kemapanan dengan kecerdasan musik yang kuat. Sejak itu, Slank mulai sering tampil di berbagai acara kampus, televisi, hingga panggung-panggung di luar kota, memperkuat eksistensinya sebagai band rock yang membumi.

4. Konflik Internal dan Titik Krisis

Setelah mengalami berbagai perjalanan tur dan proses kreatif, personel Slank mulai terjebak dalam penggunaan narkoba. Kondisi ini berdampak serius terhadap produktivitas mereka, membuat proses produksi album ketiga PISS menjadi lebih lama dari yang direncanakan. Album ini tetap berhasil dirilis dengan tema kritik sosial yang kuat, namun memerlukan usaha ekstra di tengah situasi yang tidak ideal.

Pengaruh buruk narkoba juga memperburuk hubungan internal antar personel, menimbulkan ketegangan dan perselisihan yang sulit dihindari. Puncaknya, Bongky, Pay, dan Indra Q akhirnya harus keluar dari Slank, menyisakan Bimbim dan Kaka untuk melanjutkan perjalanan band ini dengan semangat baru meski penuh tantangan.

Baca juga: Pernah Terjebak Narkoba, Personel Slank Lakukan Tes HIV/AIDS

5. Transisi dan Kelahiran Formasi Baru

Dalam upaya mempertahankan Slank, Bimbim dan Kaka dibantu oleh Ivanka dan Reynold, untuk menggarap album keenam bertajuk Lagi Sedih pada tahun 1997. Album ini memuat 16 lagu dan kembali dibantu oleh Boedi Soesatio, yang sebelumnya pernah menjadi produser di awal karier Slank.

Meski kondisi belum stabil akibat narkoba, respons fans tetap kuat, bahkan Slank mendapat dukungan dari penggemar untuk terus melanjutkan perjalanan mereka. Kehadiran Abdee dan Ridho pada 1997 sebagai gitaris baru akhirnya membentuk Slank Formasi ke 14.

6. Era Keemasan Slank, Merambah Dunia Internasional

Dengan formasi baru, Slank merilis album Tujuh pada awal 1998, dengan lagu andalan "Balikin" yang sukses besar. Album ini mencatat penjualan fantastis satu juta kopi dalam hitungan minggu, menjadi tonggak baru dalam perjalanan Slank yang membuka peluang tur nasional dan internasional.

Slank semakin memperluas sayap internasionalnya dengan tampil di Jepang dan Amerika Serikat, serta merilis album internasional Anthem for The Broken Hearted pada 2008. Kiprah global ini menjadi bukti bahwa Slank mampu beradaptasi dan bersaing di panggung dunia tanpa kehilangan identitas mereka.

7. Eksplorasi, Kolaborasi, dan Konsistensi

Tidak hanya produktif merilis album baru hampir setiap tahun, Slank juga bereksperimen dengan berbagai kolaborasi lintas genre dan negara. Mereka menggarap proyek dengan The Big Hip dari Jepang, serta menyumbang soundtrack untuk film seperti Generasi Biru.

Slank terus memperkaya musik mereka dengan tema cinta, alam, sosial, dan pergerakan anak muda, serta aktif menyuarakan pesan perdamaian dan anti kekerasan. Kreativitas dan konsistensi ini membuat Slank tetap relevan di hati Slankers lintas generasi.

Mau baca update terbaru terkait Slank lainnya? Yuk baca sekarang di KapanLagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending